Selasa 07 Jun 2022 17:20 WIB

Supermarket di Kuwait Tarik Produk-Produk India dari Rak

Pejabat di supermarket mengatakan boikot seluruh perusahaan sedang dipertimbangkan.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Supermarket di Kuwait Tarik Produk-Produk India dari Rak
Foto: the national
Supermarket di Kuwait Tarik Produk-Produk India dari Rak

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Supermarket di Kuwait resmi menarik produk India dari rak-rak mereka. Iran bahkan menjadi negara Timur Tengah terbaru yang memanggil duta besar India akibat penghinaan Nabi Muhammad oleh politikus India itu.

Pekerja di toko Al-Ardiya Co-Operative Society menumpuk teh India dan produk lainnya ke dalam troli sebagai protes terhadap komentar Islamofobia tersebut. Arab Saudi, Qatar dan negara-negara lain di kawasan itu, serta Universitas Al-Azhar yang berpengaruh di Kairo, mengutuk pernyataan juru bicara partai Perdana Menteri India Narendra Modi.

Baca Juga

Jubir partai tersebut telah ditangguhkan. Di supermarket di luar Kota Kuwait, karung beras dan rak rempah-rempah dan cabai ditutupi dengan lembaran plastik. Di atasnya ditulis dalam bahasa Arab berbunyi: “Kami telah menarik produk India.” 

“Kami, sebagai orang Muslim Kuwait, tidak menerima penghinaan terhadap Nabi SAW,” ujar CEO Al-Ardiya Co-Operative Society Nasser Al-Mutairi, dilansir dari Arab News, Selasa (7/6/2022).

Seorang pejabat di supermarket itu mengatakan boikot seluruh perusahaan sedang dipertimbangkan. Juru bicara Partai Bharatiya Janata, Nupur Sharma diduga mengolok-olok Nabi Muhammad SAW yang menikahi Siti Aisyah di usia sembilan tahun. Komentarnya ini telah memicu kehebohan di kalangan umat Islam, bahkan menyebar ke luar negeri di negara-negara Muslim.

Partai sayap kanan Perdana Menteri Narendra Modi itu kerap bertindak melawan minoritas Muslim di negara itu. Karena pernyataanya memicu kontroversi, partai memutuskan menangguhkan Sharma dan mengklaim komentar Sharma bukan pandangan partai.

Pada Ahad (5/6/2022), Qatar menuntut agar India meminta maaf atas komentar Islamofobia ketika Wakil Presiden India Venkaiah Naidu mengunjungi negara Teluk untuk meningkatkan perdagangan. Disusul kemudian Iran dan Kuwait dengan memanggil duta besar India untuk memprotes atas nama pemerintah dan rakyat.

Universitas Al-Azhar, salah satu institusi Islam yang paling penting, mengatakan komentar itu adalah terorisme yang sebenarnya dan bisa menjerumuskan seluruh dunia ke dalam krisis dan perang yang mematikan. Liga Muslim Dunia yang berbasis di Saudi mengatakan pernyataan itu bisa menghasut kebencian. Kepresidenan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Arab Saudi menyebutnya sebagai tindakan keji.

Dalam kritik lebih lanjut terhadap pejabat India, kelompok payung untuk enam negara Teluk Dewan Kerja Sama Teluk mengutuk, menolak dan mencela komentarn itu. Bahrain juga menyambut baik keputusan BJP untuk menangguhkan Sharma atas provokasi terhadap perasaan Muslim dan hasutan untuk kebencian agama.

Negara-Negara Teluk adalah tujuan utama bagi pekerja luar negeri India, terhitung 8,7 juta dari total 13,5 juta di seluruh dunia. Mereka juga importir besar produk dari India dan tempat lain. Kuwait mengimpor 95 persen makanannya dari India. Media Kuwait telah melaporkan pemerintah meminta New Delhi untuk pengecualian dari larangan mengejutkan India atas ekspor gandum atas keamanan pangan dan kekhawatiran inflasi.

Baca juga : Sejarah Hari Ini: Nabi Muhammad SAW Wafat di Pelukan Aisyah

https://www.arabnews.com/node/2098211/middle-east

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement