Selasa 07 Jun 2022 18:10 WIB

149 Ekor Sapi di Temanggung Terjangkit PMK

Dari 142 itu yang sudah membaik ada 36 ekor.

Red: Ani Nursalikah
Pedagang menggiring sapi dagangannya di Pasar Hewan Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (25/5/2022). Menurut pedagang penjualan sapi menurun hingga 50 persen karena ditutupnya sejumlah pasar hewan di wilayah Jawa Tengah akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). 149 Ekor Sapi di Temanggung Terjangkit PMK
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Pedagang menggiring sapi dagangannya di Pasar Hewan Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (25/5/2022). Menurut pedagang penjualan sapi menurun hingga 50 persen karena ditutupnya sejumlah pasar hewan di wilayah Jawa Tengah akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). 149 Ekor Sapi di Temanggung Terjangkit PMK

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Sebanyak 149 ekor sapi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Sejak pekan lalu memang sudah ada suspect, tetapi kami belum berani menyampaikan angkanya, karena harus dilakukan penegakan diagnosis dengan cara mengirim sampel ke Balai Veteriner di Wates Yogyakarta," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto, Selasa (7/6/2022).

Baca Juga

Ia menyebutkan hasil pengiriman sampel baru keluar Senin (6/6/2022), dengan data itu Temanggung sudah sebagai daerah yang terkena serangan PMK. Berdasarkan data yang dilaporkan sebanyak 149 ekor sapi melalui sistem informasi yang terkait dengan peternakan, semuanya positif terkena PMK.

"Dari 149 ekor yang terlaporkan, sudah ada yang diobati 142 ekor. Dari 142 itu yang sudah membaik ada 36 ekor. Perlu diketahui hewan yang terkena PMK masih bisa sembuh dan kami tegaskan belum ada yang mati karena PMK," katanya.

Namun, katanya, mungkin karena pertimbangan ekonomi ada 10 ekor yang dipotong. Ia menyampaikan dengan kasus tersebut, pihaknya akan membentuk unit reaksi cepat (URC) di Posko Mungseng sekaligus difungsikan sebagai poskeswan dan posko penanganan PMK di Kabupaten Temanggung.

"Besok kami rapat dengan Pak Sekda dengan instansi terkait, antara lain Kodim, Polres, Satpol PP, unit teknis pasar, dan camat untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, yakni menutup pasar hewan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement