Rabu 08 Jun 2022 21:59 WIB

Cetak Eksportir Berdaya Saing, LPEI Fasilitasi UMKM Ramah Lingkungan

LPEI miliki program Desa Devisa untuk agar pelaku usaha jadi eksportir berdaya saing

Rep: Novita Intan / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), didampingi oleh Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Rijani Tirtoso (kanan) meninjau produk UMKM Binaan LPEI saat acara Perempuan Tangguh Dalam Ekspor Berkelanjutan di Jakarta, Jumat (20/5/2022). Acara tersebut bertujuan untuk mendukung pemulihan perekonomian melalui pemberdayaan perempuan menjadi entrepreneur (W20).
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), didampingi oleh Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Rijani Tirtoso (kanan) meninjau produk UMKM Binaan LPEI saat acara Perempuan Tangguh Dalam Ekspor Berkelanjutan di Jakarta, Jumat (20/5/2022). Acara tersebut bertujuan untuk mendukung pemulihan perekonomian melalui pemberdayaan perempuan menjadi entrepreneur (W20).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank berupaya memberdayakan UMKM berorientasi ekspor. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan secara optimal produk yang bernilai tambah sekaligus mencetak eksportir yang berdaya saing global termasuk komoditas kelapa sawit.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R Gerald S Grisanto mengatakan LPEI memiliki berbagai program strategis untuk mendorong sektor komoditas tak terkecuali produk turunan kelapa sawit menjadi produk yang memiliki bernilai tambah.

“Secara garis besar kami memiliki dua program strategis untuk mendukung para pelaku usaha menjadi eksportir yang berdaya saing melalui pemberdayaan Desa Devisa dan pelatihan Coaching Program for New Exporters. Setelah mendapatkan pelatihan yang komprehensif dan dinilai bankable, tidak menutup kemungkinan para eksportir juga akan difasilitasi pameran bahkan pembiayaan dari LPEI,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (8/6/2022).

Menurutnya sejak kedua program itu dibentuk beberapa tahun lalu hingga kuartal I 2022, telah terdapat 61 desa yang tergabung dalam Program Desa Devisa dan 2.943 pelaku usaha yang telah mengikuti pelatihan ekspor melalui Coaching Program for New Exporters.

Dalam rangka mendukung sosialisasi ‘sawit baik’ pada 7-9 Juni 2022 yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan turut berpartisipasi pada pameran. 

Adapun sinergi LPEI dan BPDPKS pada pameran yang diselenggarakan selama tiga hari ini merupakan wujud nyata kolaborasi lembaga dan institusi di bawah Kementerian Keuangan melalui program Jasa Konsultasi.

LPEI menampilkan produk-produk dari enam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor yang merupakan mitra binaan antara lain CV Masagenah (Lidi Sawit dan Home Décor), Desa Devisa Kakao Jembrana (Biji Kakao Fermentasi), Desa Devisa Kopi Subang (Kopi), Desa Devisa Kopi dan Beras Banyuwangi (Kopi dan Beras), Desa Devisa Tenun Gresik (Sarung Tenun) dan Koperasi Energy Biomassa Indonesia (Palm Kernel Shell).

Keunikan dari produk-produk yang ditampilkan yakni sangat memperhatikan aspek tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDG’s Goals) dan juga ramah lingkungan. LPEI menegaskan dukungannya melalui produk kakao dan kain yang dihasilkan Desa Devisa Kakao Jembrana dan Desa Devisa Gresik yang mengangkat aspek kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan para petani/pengrajin.

Selain itu, terdapat produk palm kernel shell yang dihasilkan Koperasi Energy Biomassa Indonesia, yang merupakan limbah industri pengolahan kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement