Kamis 09 Jun 2022 05:55 WIB

India Berjuang Selesaikan Masalah dengan Dunia Muslim 

Negara Muslim mengajukan protes resmi atas penghinaan Nabi Muhammad.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
 Muslim India memegang plakat menuntut penangkapan Nupur Sharma, juru bicara partai nasionalis Hindu yang berkuasa, ketika mereka bereaksi terhadap referensi menghina Islam dan Nabi Muhammad yang dibuat olehnya selama protes di Ahmedabad, India, Rabu, 8 Juni 2022. Setidaknya lima negara Arab telah mengajukan protes resmi terhadap India, dan Pakistan serta Afghanistan juga bereaksi keras pada Senin atas komentar yang dibuat oleh dua juru bicara terkemuka dari Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. India Berjuang Selesaikan Masalah dengan Dunia Muslim 
Foto: AP/Ajit Solanki
Muslim India memegang plakat menuntut penangkapan Nupur Sharma, juru bicara partai nasionalis Hindu yang berkuasa, ketika mereka bereaksi terhadap referensi menghina Islam dan Nabi Muhammad yang dibuat olehnya selama protes di Ahmedabad, India, Rabu, 8 Juni 2022. Setidaknya lima negara Arab telah mengajukan protes resmi terhadap India, dan Pakistan serta Afghanistan juga bereaksi keras pada Senin atas komentar yang dibuat oleh dua juru bicara terkemuka dari Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. India Berjuang Selesaikan Masalah dengan Dunia Muslim 

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India sedang berjuang mengelola dampak diplomatik setelah 15 negara Muslim, termasuk negara-negara Teluk terkemuka mengajukan keluhan atas pernyataan menghina Nabi Muhammad yang dibuat pejabat Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa.

Yordania, Maladewa, Libya, Turki, dan Indonesia bergabung dengan Arab Saudi, UEA, Qatar dan Kuwait dalam mengecam komentar tersebut. BJP, sebuah partai nasionalis Hindu, menskors juru bicara Nupur Sharma dan mengeluarkan Naveen Kumar Jindal pada akhir pekan setelah kemarahan atas pernyataan mereka.

Baca Juga

Partai yang berkuasa dan pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah menjauhkan diri dari komentar, yang mereka gambarkan sebagai pandangan elemen pinggiran. Namun, permasalahan tampaknya masih jauh dari selesai.

UEA menyatakan kutukan dan penolakannya terhadap (pernyataan) yang menghina Nabi Muhammad dan menggarisbawahi perlunya menghormati simbol-simbol agama dan tidak melanggarnya, serta menghadapi ujaran kebencian dan kekerasan. Qatar, Kuwait dan Iran memanggil utusan India di masing-masing negara untuk mengajukan keluhan yang kuat. Maladewa, Afghanistan dan Pakistan juga mengajukan protes resmi ke New Delhi.

Tokoh agama di Oman dan Mesir mengkritik partai yang berkuasa di India, menggambarkan komentar itu sebagai perang terhadap semua Muslim. Produk India seperti beras dan rempah-rempah dikeluarkan dari rak di supermarket Kuwait setelah ulama menyerukan boikot terhadap barang-barang negara itu.

New Delhi, yang telah memperkuat kemitraan ekonomi dan strategis dengan negara-negara Teluk di bawah pemerintahan Modi, segera mengambil langkah untuk menghukum para pejabat tersebut. Kontroversi tersebut dapat membuktikan kemunduran bagi hubungan yang berkembang antara India dan negara-negara Teluk yang memainkan peran penting dalam ekonominya.

Mantan duta besar India untuk Yordania, Libya dan Malta Anil Trigunayat menyebut reaksi diplomatik itu sebagai titik balik India. “Ini tidak akan berdampak pada hubungan di tingkat pemerintah atau (menyebabkan) masalah besar apa pun karena negara-negara Teluk memahami posisi India bahwa itu adalah penyimpangan dan bukan praktik. Tapi kita harus melakukan sesuatu agar tidak terulang kembali. Waktunya India sadar,” kata Trigunayat kepada The National, Selasa (7/6/2022)

Sepertiga impor minyak India berasal dari Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Oman, dan UEA. Negara ini terlibat dalam perdagangan bernilai miliaran dolar dengan negara-negara Teluk.

Negara Teluk adalah rumah bagi lebih dari sembilan juta orang India. Mereka mengirim uang miliaran dolar ke India. India dilaporkan menerima pengiriman uang 80 miliar dolar AS atau setara Rp 1,1 triliun dari negara-negara Teluk selama tiga tahun terakhir.

Pernyataan menghina itu muncul hanya beberapa hari setelah mitra dekat New Delhi, AS, mengkritik India karena tumbuhnya intoleransi dan diskriminasi terhadap minoritas Muslim dan Kristen. Pemerintah Modi telah dituduh mendukung umat Hindu di negara yang secara resmi sekuler, dengan partai-partai oposisi menuduh BJP menodai citra India.

Baca juga : India Tolak Kecaman OKI Atas Penghinaan Nabi Muhammad

Tagar seperti #ModishamesIndia dan #ShameonBJP menjadi trending di Twitter pada hari Selasa. Namun, banyak pengguna media sosial men-tweet untuk mendukung Sharma dan Jindal, dan menuduh partai Modi tunduk pada kekuatan asing. Tren hastag seperti #boycottqatarairways dan #isupportnupursharma juga menjadi tren di Twitter di India.

https://www.thenationalnews.com/world/asia/2022/06/07/india-struggles-to-resolve-rift-with-muslim-world-after-bjp-staff-insult-prophet-mohammed/

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلطَّلَاقُ مَرَّتٰنِ ۖ فَاِمْسَاكٌۢ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ تَسْرِيْحٌۢ بِاِحْسَانٍ ۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَأْخُذُوْا مِمَّآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ شَيْـًٔا اِلَّآ اَنْ يَّخَافَآ اَلَّا يُقِيْمَا حُدُوْدَ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا يُقِيْمَا حُدُوْدَ اللّٰهِ ۙ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيْمَا افْتَدَتْ بِهٖ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَعْتَدُوْهَا ۚوَمَنْ يَّتَعَدَّ حُدُوْدَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu suami dapat) menahan dengan baik, atau melepaskan dengan baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali keduanya (suami dan istri) khawatir tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu (wali) khawatir bahwa keduanya tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah, maka keduanya tidak berdosa atas bayaran yang (harus) diberikan (oleh istri) untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 229)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement