Kamis 09 Jun 2022 09:17 WIB

Sejarah Hari Ini: CIA Sangkal Teori Domino

Teori Domino digunakan untuk membenarkan sebagian besar upaya Perang Vietnam.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang ayah menggendong jenazah anaknya saat Penjaga Tentara Vietnam Selatan melihat ke bawah dari kendaraan lapis baja mereka, 19 Maret 1964. Anak itu terbunuh saat pasukan pemerintah mengejar gerilyawan ke sebuah desa dekat perbatasan Kamboja.
Foto: AP Photo/Horst Faas
Seorang ayah menggendong jenazah anaknya saat Penjaga Tentara Vietnam Selatan melihat ke bawah dari kendaraan lapis baja mereka, 19 Maret 1964. Anak itu terbunuh saat pasukan pemerintah mengejar gerilyawan ke sebuah desa dekat perbatasan Kamboja.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pada 9 Juni 1964, Badan intelijen Amerika Serikat (AS), CIA menyangkal Teori Domino. Teori ini menyatakan bahwa jika Vietnam Selatan jatuh ke tangan komunis, maka seluruh negara di Asia Tenggara juga akan jatuh seperti domino.

Teori tersebut telah digunakan untuk membenarkan sebagian besar upaya Perang Vietnam. Dalam pernyataannya kala itu, CIA menyatakan bahwa Kamboja lah satu-satunya negara di wilayah Asia Tenggara yang akan segera jatuh ke tangan komunis.

Baca Juga

"Selanjutnya, kelanjutan penyebaran komunisme di daerah itu tidak akan terhindarkan, dan penyebaran apa pun yang terjadi akan memakan waktu-waktu di mana situasi total dapat berubah dalam berbagai cara yang tidak menguntungkan bagi negara tujuan komunis," kata CIA seperti dikutip laman History, Kamis (9/6/2022).

Laporan CIA menyimpulkan bahwa jika Vietnam Selatan dan Laos juga jatuh, itu akan sangat merusak posisi AS di Far East. Namun pangkalan dan sekutu Pasifik seperti Filipina dan Jepang masih akan menggunakan kekuatan yang cukup untuk menghalangi Cina dan Vietnam Utara dari agresi atau ekspansi lebih lanjut.  

Presiden AS kala itu, Lyndon B Johnson tampaknya telah mengabaikan analisis CIA. Ia akhirnya mengerahkan lebih dari 500.000 tentara Amerika untuk berperang dalam upaya untuk memblokir penyebaran komunisme ke Vietnam Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement