Jumat 10 Jun 2022 13:18 WIB

Kemarau Basah Landa Ciayumajakuning, Waspadai Potensi Bencana

Hujan masih sering mengguyur di wilayah Ciayumajakuning meski kemarau

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Hujan deras/ilustrasi. Musim kemarau 2022 di Wilayah Ciayumajakuning diwarnai fenomena La Nina. Hal itu menyebabkan hujan masih sering mengguyur di wilayah tersebut meski sedang berada di musim kemarau.
Foto: Flickr
Hujan deras/ilustrasi. Musim kemarau 2022 di Wilayah Ciayumajakuning diwarnai fenomena La Nina. Hal itu menyebabkan hujan masih sering mengguyur di wilayah tersebut meski sedang berada di musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Musim kemarau 2022 di Wilayah Ciayumajakuning diwarnai fenomena La Nina. Hal itu menyebabkan hujan masih sering mengguyur di wilayah tersebut meski sedang berada di musim kemarau.

Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn (Faiz), menjelaskan, sejak akhir Mei kemarin hingga saat ini terjadi perubahan dinamika cuaca yakni, berupa suhu laut di perairan Jawa yang masih hangat.

Baca Juga

Selain itu, kata Faiz, saat ini juga masih terjadi fenomena ‘La Nina’. Hal tersebut menyebabkan suplai penguapan dan massa udara menjadi lebih banyak sehingga potensi awan-awan hujan juga banyak terbentuk.

‘’Maka dari itu, sampai saat ini masih cukup sering terjadi hujan,’’ ujar Faiz, Jumat (10/6).

Faiz menambahkan, untuk tahun 2022 ini, musim kemaraunya disebut juga kemarau  diatas normal. Maksudnya, jumlah curah hujannya diatas normal dari rata-ratanya.

‘’Biasa disebut di masyarakat ‘kemarau basah’ yaitu masih cukup sering/banyak turun hujan,’’ kata Faiz.

Faiz menyebutkan, kondisi masih cukup seringnya turun hujan itu diprakirakan berlangsung hingga Agustus mendatang. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir.

Potensi cuaca ekstrem itu bisa menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan lainnya. Kejadian bencana itu seperti yang terjadi di Kabupaten Cirebon. Hujan yang disertai angin telah menyebabkan satu pohon petai setinggi 30 meter tumbang dan menimpa rumah warga di Blok Capar, Desa Sidawangi, Kecamatan Sumber, Kamis (9/6).

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Tim BPBD setempat telah melakukan penanganan terhadap pohon yang tumbang tersebut. Selain di Kabupaten Cirebon, kejadian bencana yang diawali dengan hujan intensitas sedang hingga lebat juga terjadi di Kabupaten Kuningan.

Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Kabupaten Kuningan, bencana yang diawali hujan sedang hingga lebat di antaranya terjadi di Dusun Wage, Desa Jambar, Kecamatan Nusaherang, Ahad (5/6) kemarin. Di lokasi tersebut, terjadi longsor pada tembok penahan tanah (TPT) sawah/pertanian.

Di hari yang sama, cuaca ekstrim berupa angina kencang juga menerjang tiga dusun di Desa Kertaungaran Kec. Sindangagung, Kabupaten Kuningan yakni, Dusun Wage, Dusun Puhun dan Dusun Pahing. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi angin kencang menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan rumah warga rusak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement