Sabtu 11 Jun 2022 03:31 WIB

Kementerian Investasi Kawal Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik dari Hulu ke Hilir

BKPM mendorong terwujudnya ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Mobil Listrik
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Mobil Listrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus mendorong terwujudnya ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir.

Konsorsium LG dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun telah dilakukan seremoni implementasi rencana pembangunan tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta Duta Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia Park Tae-sung.

Baca Juga

 

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Imam Soejoedi menyatakan, kementerian berkomitmen terus mengawal proyek Grand Package dengan total investasi mencapai Rp 142 triliun tersebut sampai  terealisasi. Hal itu karena, ini merupakan wujud konkret dari kebijakan Menteri Investasi untuk hilirisasi sumber daya alam dan peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.

 

“Seperti yang disampaikan oleh Bapak Menteri Investasi kemarin, investasi hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah sebesar 5,18 miliar dolar AS per tahun. Indonesia akan menjadi pemain utama dunia di industri baterai listrik ini. Dalam 2 sampai 5 tahun ke depan kita akan mengekspor produk akhir yang bernilai tambah tinggi," tuturnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/6/2022).

 

Selain akan membuka lapangan kerja bagi 20 ribu Tenaga Kerja Indonesia (TKI), proyek Grand Package ini, merupakan proyek skala besar yang dapat mendukung produksi baterai kendaraan listrik sebesar 3,5 juta unit dengan potensi sampai dengan 200 GWh per tahun. Investasi itu merupakan wujud kerja sama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC, yang beranggotakan LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco, Mind ID, Antam, Pertamina Power, PLN.

 

Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menyampaikan, kemitraan antara BUMN dengan LG ini merupakan langkah strategis dalam mempercepat terwujudnya ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir di Indonesia. “Dimulainya implementasi rencana tahap kedua ini merupakan salah satu wujud nyata dukungan dari pemerintah Indonesia. Selain itu, investasi ini juga akan berdampak positif dalam menumbuhkan titik pertumbuhan perekonomian yang baru di daerah,” ujar dia.

 

Proyek investasi industri baterai listrik terintegrasi ini dimulai dari pertambangan dan peleburan (smelter) nikel yang berlokasi di Halmahera, Maluku Utara hingga industri pemurnian (refinery), industri prekursor dan katoda, serta perluasan industri sel baterai yang akan dibangun di KIT Batang, Jawa Tengah, hingga industri daur ulang baterai listriknya. Sebelumnya, implementasi tahap pertama proyek industri baterai listrik terintegrasi ini telah terwujud melalui groundbreaking pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat pada September 2021 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement