Ahad 12 Jun 2022 06:13 WIB

Kepala KSP Motivasi Santri Mojokerto Agar Kelak Berani Jadi Pemimpin Bangsa

Ia menceritakan pentingnya pendidikan agama dalam membentuk dirinya sekarang.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Kepala KSP Moeldoko memberikan motivasi kepada para santri di Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Mojokerto, Jawa Timur.
Foto: Dok. Ant
Kepala KSP Moeldoko memberikan motivasi kepada para santri di Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Mojokerto, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan motivasi kepada para santri di Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Mojokerto, Jawa Timur, untuk bisa menjadi pemimpin bangsa di masa depan.

"Kalian sangat beruntung bisa mengenyam pendidikan di pesantren yang dapat memberikan pendidikan karakter kuat dan pendidikan agama Islam secara komprehensif. Maka, kalian bisa meraih mimpi apa pun. Jadi pemimpin, bisa," kata Moeldoko seperti dilansir dari Antara, Ahad (12/4/2022).

Baca Juga

Moeldoko kemudian menyampaikan cerita dalam buku 'Perang Kebudayaan' yang ditulis Ali Khameini kepada para santri. Dia mengatakan, dalam buku itu disebutkan bahwa serangan kepada unsur-unsur kebudayaan umat lain dilakukan dengan menghilangkan keyakinan, mendegradasi kekuatan ideologi, dan menghilangkan kebanggaan atas identitas bangsa.

Moeldoko mengatakan, fenomena yang tertulis dalam buku itu sudah terjadi. Namun dia meyakini sistem pendidikan di pesantren-pesantren bisa memperkuat identitas keagamaan sekaligus identitas bangsa.

Moeldoko menceritakan pentingnya pendidikan agama dalam membentuk dirinya sekarang.

"Dulu, saya itu tidurnya di langgar (musala). Kalau telat bangun salat Subuh, Pak Kiyai dulu sudah siap dengan penjalin (sejenis rotan). Disiplin sekali, benar-benar digembleng. Saya nggak akan jadi jenderal kalau tidak digembleng dengan pendidikan agama," kata Moeldoko.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes KH. Asep Saifuddin Chalim mengapresiasi bentuk perhatian Moeldoko ke pendidikan pesantren. Ia mengatakan, ekosistem pesantren siap mengawal guru-guru pendidik dalam menangkal radikalisme di lingkungan sekolah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement