Senin 13 Jun 2022 07:35 WIB

2022, Kebakaran DKI Mayoritas di Jakarta Selatan

Jika banyak listrik terpasang tidak sesuai, daerah itu memiliki potensi kebakaran.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi kebakaran. Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, mayoritas kebakaran di DKI Jakarta pada 2022 selama periode 1 Januari hingga 30 April terjadi di Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi kebakaran. Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, mayoritas kebakaran di DKI Jakarta pada 2022 selama periode 1 Januari hingga 30 April terjadi di Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, mayoritas kebakaran di DKI Jakarta pada 2022 selama periode 1 Januari hingga 30 April terjadi di Jakarta Selatan. Selama periode itu, jumlah kebakaran di Jakarta Selatan ada sebanyak 182 kasus dari total 543 kasus di DKI Jakarta.

Angka itu masih lebih tinggi dari kasus kebakaran di Jakarta yang berada di posisi kedua dengan 127 kasus. Satriadi mengatakan, intensitas kebakaran di Tambora, Jakarta Barat, yang merupakan wilayah terpadat di DKI berkurang. 

Baca Juga

Salah satu faktor angka kebakaran di Jakarta Selatan meningkat karena adanya rumah industri. “Semua tempat, kebakaran bisa terjadi,” kata Satriadi kepada Republika, Ahad (12/6).

Dia menambahkan, saat ini banyak kebakaran yang terjadi di perumahan. Misalnya pada April 2022 di DKI, ada 73 kasus kebakaran bangunan perumahan.

“Kebanyakan kebakaran justru perumahan. Itu karena banyak rumah yang tidak sesuai peruntukannya dijadikan tempat industri. Contoh ruko,” tutur dia.

Satriadi menjelaskan, kebakaran berbanding lurus dengan aktivitas kelistrikan masyarakat di wilayah lokasi kebakaran. Jika daerah itu banyak listrik yang terpasang tidak sesuai maka daerah itu memiliki potensi kebakaran lebih besar.

Ia menambahkan, frekuensi kebakaran periode Januari-Maret tahun ini sebenarnya mengalami penurunan dibandingkan pada 2019 dan 20220. Namun, angkanya memang naik jika dibandingkan tahun lalu.

Kebakaran pada Januari-Maret 2019 sebanyak 414 kasus, Januari-Maret 2020 sebanyak 382 kasus, dan Januari-Maret 2021 331 kasus.

Pada tahun ini, ada 376 kasus kebakaran terdiri atas 138 kasus pada Januari, 109 kasus pada Februari, dan 129 kasus pada Maret. 

Kemudian, April tahun ini mencatat angka kebakaran tertinggi dibandingkan tiga bulan sebelumnya dengan 167 kasus. Artinya, ada 543 frekuensi kebakaran dalam kurun Januari-April 2022.

Dari lima wilayah kota DKI Jakarta, dugaan penyebab listrik masih yang paling mendominasi, sekitar 364 kasus dari total 543 kejadian. Jumlah itu, disusul dugaan lainnya berupa kebakaran kendaraan hingga sampah sekitar 95 kasus dan dugaan kebakaran dari gas sekitar 66 kasus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement