Rabu 15 Jun 2022 08:02 WIB

Biden Usul Bangun Silo Sementara di Ukraina

Silo sementara untuk membantu mengekspor lebih banyak biji-bijian dan atasi krisis

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Petani Serhiy menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022. Serhiy mengaku tidak bisa menjual biji-bijiannya karena tidak ada yang mau datang ke daerah yang terkena dampak penembakan Rusia . Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum dan jagung terbesar di dunia, tetapi invasi Rusia dan blokade pelabuhannya telah menghentikan sebagian besar aliran itu.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Petani Serhiy menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022. Serhiy mengaku tidak bisa menjual biji-bijiannya karena tidak ada yang mau datang ke daerah yang terkena dampak penembakan Rusia . Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum dan jagung terbesar di dunia, tetapi invasi Rusia dan blokade pelabuhannya telah menghentikan sebagian besar aliran itu.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Selasa (14/6/2022),  bahwa silo sementara akan dibangun di sepanjang perbatasan dengan Ukraina, termasuk di Polandia. Pembangunan tersebut dalam upaya membantu mengekspor lebih banyak biji-bijian dari negara yang dilanda perang dan mengatasi krisis pangan global yang berkembang.

"Saya bekerja sama dengan mitra Eropa kami untuk membawa 20 juta ton biji-bijian yang dikunci di Ukraina ke pasar untuk membantu menurunkan harga pangan. Itu tidak bisa keluar melalui Laut Hitam karena akan terlempar keluar dari air," kata Biden dalam konvensi serikat pekerja di Philadelphia.

Sejak awal konflik, Ukraina dan Rusia telah memasang ranjau laut. Sekitar 84 kapal asing masih tertahan di pelabuhan Ukraina, banyak di antaranya membawa muatan biji-bijian. Biden mengatakan, AS sedang mengerjakan rencana untuk mengeluarkan biji-bijian dari Ukraina dengan kereta api, tetapi pengukur jalur kereta api Ukraina berbeda dengan yang ada di Eropa, sehingga biji-bijian harus dipindahkan ke kereta yang berbeda di perbatasan.

Mengatasi masalah tersebut, Biden pun mengusulkan pembangunan gudang penyimpanan besar untuk biji-bijian untuk waktu sementara. "Jadi kami akan membangun silo, silo sementara, di perbatasan Ukraina, termasuk di Polandia," kata Biden.

Biden mengatakan, biji-bijian dapat dipindahkan dari gerbong kereta api Ukraina ke silo baru, kemudian ke gerbong barang Eropa untuk mengeluarkannya ke laut dan membawanya ke seluruh dunia. "Namun itu butuh waktu," katanya.

Sebelum penyataan Biden itu, Kementerian Pertanian Ukraina mengatakan pada Selasa, bahwa negara-negara Eropa sedang mempertimbangkan untuk menyediakan silo sementara. Tindakan ini untuk menjaga panen dan mengamankan pasokan biji-bijian masa depan ke pasar dunia.

Sejak invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina dan blokade pelabuhan Laut Hitam, pengiriman biji-bijian terhenti dan lebih dari 20 juta ton terjebak dalam silo. Ukraina telah memperingatkan bahwa mereka menghadapi kekurangan silo untuk tanaman biji-bijian baru.

Selain itu, akibat tertahannya ekspor dan perang yang tidak kunjung berakhir, telah memicu melonjaknya harga biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk. Padahal , Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global. Ukraina juga merupakan pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari dan Rusia pengekspor pupuk utama.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sedang mencoba untuk menengahi "kesepakatan paket" untuk melanjutkan ekspor Laut Hitam Ukraina dan ekspor makanan dan pupuk Rusia. PBB sejauh ini menggambarkan pembicaraan dengan Rusia sebagai konstruktif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement