Rabu 15 Jun 2022 13:49 WIB

MUI: Kongres Halal Dorong Indonesia Pimpin Industri Produk Halal

Indonesia telah menjadi pasar terbesar industri halal di dunia.

Red: Ani Nursalikah
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI), KH Marsudi Syuhud, memberikan pidato sambutan dalam acara Kongres Halal Internasional Tahun 2022 di Bangka Belitung pada Selasa (14/6/2022). MUI: Kongres Halal Dorong Indonesia Pimpin Industri Produk Halal
Foto: Dok Republika
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI), KH Marsudi Syuhud, memberikan pidato sambutan dalam acara Kongres Halal Internasional Tahun 2022 di Bangka Belitung pada Selasa (14/6/2022). MUI: Kongres Halal Dorong Indonesia Pimpin Industri Produk Halal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MUI Bidang Ekonomi Syariah dan Halal Sholahuddin Al-Aiyub mengatakan Kongres Halal Internasional 2022 di Bangka Belitung pada Selasa (14/6/2022) hingga Sabtu (18/6/2022) dapat mendorong Indonesia menjadi pemimpin sektor produk dan wisata halal dunia.

"Ini pertemuan antarpemangku kepentingan, pelaku industri, pegiat halal, dan masyarakat luas dalam bersinergi dan berkolaborasi mendorong Indonesia sebagai produsen halal terkemuka di dunia," katanya dalam kongres yang diikuti secara daring dari Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

Menurutnya, kongres yang diikuti peserta maupun pembicara dari 40 negara tersebut menjadi momentum penting dalam mempertemukan pegiat dan pelaku industri halal serta dapat mengambil kebijakan terkait produk dan wisata halal. Ia mengatakan Indonesia memiliki faktor besar untuk memimpin sektor produk dan wisata halal.

Indonesia memiliki sumber daya manusia yang unggul dan sumber daya alam melimpah. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, katanya, Indonesia telah menjadi pasar terbesar industri halal di dunia.

"Konsumsi produk halal Indonesia pada 2019 mencapai 114 miliar dolar AS. Ini menjadikan Indonesia sebagai konsumen terbesar sektor ini," katanya.

Sementara dalam sektor pariwisata halal, kata dia, Indonesia berada pada posisi ke enam dunia dengan nilai transaksi 11,2 miliar dolar AS. Sementara total konsumsi sektor busana muslim di Indonesia mencapai 15 miliar dolar AS.

"Sektor farmasi dan kosmetika halal Indonesia menempati peringkat ke-6 dan ke-2 dengan total pengeluaran masing-masing 5,4 miliar dolar AS dan 4 miliar dolar AS," kata Sholahuddin Al-Aiyub.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum MUI Marsudi Syuhud mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan ketersediaan produk dan jasa halal di Indonesia. "Dalam ajaran Islam, kita diajarkan dan diperintahkan untuk mengonsumsi yang halalan thoyyiban. Sebagaimana perintah ini termaktub dalam surah al-Baqarah ayat 168 dan 172,," katanya.

Ia mengatakan kebutuhan akan produk halal mulai menjadi standar kehidupan masyarakat Muslim Indonesia, bahkan telah diadopsi oleh masyarakat non-Muslim. Apalagi pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia 2024, maka diperlukan inovasi secara berkelanjutan untuk dalam menyediakan dan memenuhi kebutuhan produk dan jasa halal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement