Rabu 15 Jun 2022 16:48 WIB

Kasus DBD di Indonesia Turun dalam Dua Tahun Terakhir

Indonesia targetkan kasus DBD kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024-2030.

Red: Nora Azizah
Foto: Petugas melakukan fogging atau pengasapan.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Foto: Petugas melakukan fogging atau pengasapan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia menurun dalam dua tahun terakhir. "Dua tahun terakhir selama masa pandemi ini kasusnya turun, mungkin hikmah juga Work from Home (WFH) jadi rajin bersih-bersih, berantas nyamuk, kasusnya turun. Mudah-mudahan ini bukan karena under diagnosis," ujar Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI Tiffany Tiara Pakasi dalam "Peringatan Asean Dengue Day (ADD) 2022" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Ia memaparkan, hingga pekan ke-22 pada 2022, sebanyak 45.387 kasus dengue dilaporkan dari 449 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Kemudian, tercatat sebanyak 432 kematian akibat dengue tersebar di 163 kabupaten/kota di 31 provinsi.

Baca Juga

Ia mengemukakan pemerintah menargetkan angka kasus DBD di Indonesia yakni kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024 sampai 2030 dengan angka kematian nol persen. Ia mengemukakan, terdapat enam strategi nasional dalam pengendalian dengue. Pertama, penguatan pengendalian vektor yang efektif, aman berkesinambungan.

Kedua, penguatan sistem surveilans dan manajemen kejadian luar biasa (KLB). Ketiga penguatan tata laksana dengue yang komprehensif. Keempat, peningkatan partisipasi dari dan kemandirian masyarakat.

Kelima, penguatan komitmen pemerintah dan pemerintah daerah serta partisipasi mitra dan multi sektor. Dan keenam, pengembangan kajian penelitian dan inovasi sebagai dasar untuk penetapan kebijakan pengendalian dengue ke depannya.

Tiffany mengatakan, masyarakat dapat melakukan pencegahan dengan melaksanakan program 3M plus, yakni Menguras, Menutup, Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang). "Plusnya itu misalnya memelihara ikan pemakan jentik nyamuk," ucapnya.

Sebelumnya, Dr. Asik Surya, MPPM dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat yang menemukan nyamuk di rumahnya untuk segera mencari dan memberantas larva demi mencegah penyakit Dengue.

"Kalau ada satu nyamuk di rumah, setidaknya ada jentik bisa 100-200, kalau dibiarkan seminggu lagi bisa bertambah 200 nyamuk," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement