Kamis 16 Jun 2022 17:01 WIB

Cegah dengan Mitigasi, Sentra Ternak Dompet Dhuafa Bebas PMK

Dompet Dhuafa melalui program Tebar Hewan Kurban membangun Sentra Ternak.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
 Dompet Dhuafa (DD) menjamin hewan ternak yang berada di sentra ternak DD Farm bebas dari penyakit, (ilustrasi).
Foto: Dok. Domper Dhuafa
Dompet Dhuafa (DD) menjamin hewan ternak yang berada di sentra ternak DD Farm bebas dari penyakit, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), Lembaga Filantropi, Dompet Dhuafa (DD) menjamin hewan ternak yang berada di sentra ternak DD Farm bebas dari penyakit tersebut. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tebar Hewan Kurban (THK) DD, Dian Mulyadi dalam konferensi pers THK 1443 Hijriah di Jakarta pada Kamis (16/6/2022).

"Sampai hari ini, semua DD Farm alhamdulillah bebas dari PMK karena proses mitigasi yang telah dilakukan. Ada satu-dua yang terindikasi, jadi tidak menular karena kami melakukan mitigasi, quality control, alhamdulillah peternakan kami terbebas dari PMK," kata Dian di Jakarta pada Kamis.

Baca Juga

Adapun Dompet Dhuafa melalui program Tebar Hewan Kurban membangun Sentra Ternak. Dengan adanya Sentra Ternak Dompet Dhuafa yang tersebar di 12 Provinsi merupakan pemasok utama, hampir 55 persen dari hewan kurban Dompet Dhuafa 2022.

Sentra Ternak atau yang lebih dikenal DD Farm merupakan peternakan terpadu yang terkelola baik dengan melibatkan komunitas peternak lokal. Saat ini DD Farm berada di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung,  Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur hingga Sulawesi Selatan.

Diharapkan dengan adanya sentra ternak tersebut dapat mencapai target mendristribusikan 40 ribu hewan kurban ke wilayah terpencil, tertinggal dan terluar (3T) di Indonesia serta beberapa wilayah di luar negeri.

“Serta terkait PMK, Dompet Dhuafa turut melakukan mitigasi dengan detail. Kami melibatkan banyak mitra dari Dinas Kesehatan Hewan serta dokter-dokter hewan, untuk ikut terlibat dalam melakukan pemeriksaan hewan kurban di kandang-kandang kami, agar menjadi jaminan bagi para pekurban donatur Dompet Dhuafa,” ucap Dian Mulyadi.

Sementara itu, potensi kurban Indonesia tidak terdistribusi secara merata, hal ini mencerminkan kesenjangan pendapatan antar wilayah di Indonesia. Kesenjangan yang lebar terjadi antara daerah perkotaan Jawa dengan wilayah lainnya. Potensi kurban terbesar datang dari wilayah aglomerasi utama Jawa dimana mayoritas kelas menengah muslim dengan daya beli tinggi berada.

Merujuk data dari IDEAS pada 2021, contohnya Daerah DKI Jakarta mengalami surplus daging kurban mencapai 22.193 ton, kemudian diikuti dengan wilayah Bogor, Depok dan Bekasi yang mencapai 11.426 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement