Kamis 16 Jun 2022 20:23 WIB

UMKM Go Digital Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Pemerintah menargetkan, sebanyak 30 juta UMKM sudah go digital pada 2024.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Perajin melihat stok produk kerajinan boneka rajut pada marketplace di Susan Craft, Depok, Jawa Barat, Rabu (5/1/2022). Pemerintah menargetkan, sebanyak 30 juta UMKM sudah go digital pada 2024.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Perajin melihat stok produk kerajinan boneka rajut pada marketplace di Susan Craft, Depok, Jawa Barat, Rabu (5/1/2022). Pemerintah menargetkan, sebanyak 30 juta UMKM sudah go digital pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, masih ada pekerjaan rumah (PR) besar dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). PR dimaksud yakni mendorong UMKM masuk ekosistem digital atau go digital.

Pemerintah menargetkan, sebanyak 30 juta UMKM sudah go digital pada 2024. Hanya saja per Mei, pelaku UMKM yang masuk ekosistem digital baru 19 juta.

Baca Juga

Meski begitu, kata Teten, angka tersebut sudah naik sekitar 130 persen sejak pandemi. "Jadi pandemi ini kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk bertransformasi dari offline ke online, yang kemudian membuat UMKM bisa survive," jelasnya saat ditemui di Jakarta Kreatif Festival 2022 di Sarinah Thamrin, Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Ia melanjutkan, secara agregat total omset UMKM yang telah masuk ekosistem digital selama ini hampir Rp 600 triliun. "Saya lupa lagi, tapi kira-kira segitu," ujar dia.

Pada kesempatan itu, Teten mengapresiasi acara Jakarta Kreatif Festival yang diadakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta. Dirinya optimis , perhelatan tersebut dapat semakin memacu UMKM meningkatkan kreativitas produk sekaligus mengembangkan bisnis.

"Kalau dikasih pendampingan, pembiayaan terus-menerus, serta akses market, UMKM bisa tumbuh. Apalagi sekarang 40 persen belanja pemerintah diarahkan agar diserap UMKM," katanya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman menambahkan, di tengah ketidakpastian global, peran UMKM perlu dipastikan. Maka, bank sentral mengangkat tiga kata kunci yakni sinergi, globalisasi, dan kolaborasi.

Ia pun setuju melalui digitalisasi, UMKM nasional bisa terangkat. "Kita terus berkomitmen memastikan UMKM maju dan terjadi pemulihan ekonomi termasuk di DKi Jakarta," jelas Aida pada kesempatan serupa.

Dirinya menyebutkan, BI memiliki tiga pilar, pertama membentuk korporatisasi, kedua meningkatkan kapasitas, serta ketiga memastikan pembiayaan. Aida berharap, UMKM Indonesia semakin kreatif, inovatif, sekaligus bisa menjadi lokomotif perekonomian nasional. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement