Kamis 16 Jun 2022 21:51 WIB

Jokowi dan Presiden Steinmeier Bahas Situasi Ukraina

Jokowi mengatakan, prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten.

Rep: Dessy Suciati Saputri  / Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier (2-kiri) dan Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) di Istana Kepresidenan di Bogor, Indonesia, Kamis (16/6/2022).
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Ilustrasi. Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier (2-kiri) dan Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) di Istana Kepresidenan di Bogor, Indonesia, Kamis (16/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6). Dalam pertemuan ini, kedua pemimpin negara di antaranya membahas mengenai masalah di Ukraina dan juga kerjasama Indo-Pasifik.

Kepada Presiden Steinmeier, Jokowi menegaskan posisi konsisten Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. “Secara tegas, saya menyampaikan kembali posisi konsisten Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah,” kata Jokowi dalam pernyataan pers bersama Presiden Steinmeier.

Baca Juga

Karena itu, ia menekankan agar prinsip-prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten. Selain itu, menurutnya, budaya damai, saling menghormati, dan semangat kerjasama perlu terus diperkuat.

Jokowi juga mendorong penguatan kerja sama mengatasi dampak perang Ukraina, khususnya terkait pangan dan energi dan juga kerjasama di kawasan Indo-Pasifik. “Saya kembali menekankan pentingnya arsitektur kawasan secara inklusif yang mengedepankan semangat kolaborasi, bukan pembendungan atau containment di Indo-Pasifik dalam spirit kerja sama multilateralisme dan perdamaian,” ujarnya.

Tampak hadir dalam acara ini yakni Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Ngurah Swajaya, serta Direktur Eropa II Kemenlu Winardi Hanafi Lucky. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement