Jumat 17 Jun 2022 12:36 WIB

Wabah Epidemi Baru di Korut Ancam Kekurangan Pangan Kronis

Wabah tersebut menimbulkan kekhawatiran dapat menambah kekurangan pangan kronis

Red: Esthi Maharani
Wabah epidemi usus menimbulkan kekhawatiran dapat menambah kekurangan pangan kronis di tengah gelombang infeksi Covid-19.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Wabah epidemi usus menimbulkan kekhawatiran dapat menambah kekurangan pangan kronis di tengah gelombang infeksi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Seorang pejabat di Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) yang menangani urusan antar-Korea mengatakan Seoul tengah memantau wabah baru tak diketahui di Korea Utara (Korut). Korsel menduga wabah itu terkait dengan kolera atau tipes.

Provinsi Hwanghae Selatan adalah wilayah pertanian utama Korut. Wabah tersebut menimbulkan kekhawatiran dapat menambah kekurangan pangan kronis di tengah gelombang infeksi Covid-19.

Pemimpin Korut Kim Jong-un dan pejabat senior lainnya dilaporkan telah menyiapkan bantuan untuk dikirim ke 800 keluarga yang menderita epidemi usus yang tidak diketahui pada Jumat (17/6/2022).

Korut mengungkapkan bahwa negaranya menghadapi "epidemi enterik akut" di atas wabah Covid-19 selama berminggu-minggu. Pyongyang tidak menjelaskan apa penyakit itu, tetapi enterik mengacu pada saluran pencernaan.

"Para pejabat menyiapkan obat-obatan, bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk pengobatan epidemi dan kehidupan yang stabil untuk memberikan bantuan kepada orang-orang di Kota Haeju dan Kabupaten Kangryong (Provinsi Hwanghae Selatan)," lapor Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

"Kim meminta para pejabat untuk memenuhi tugas mereka dalam pekerjaan meringankan kemalangan dan penderitaan rakyat sesegera mungkin," imbuh laporan tersebut.

Selama beberapa pekan belakangan, Korut telah melaporkan jumlah pasien dengan gejala demam. Negara tersebut menyebutnya demam daripada kasus Covid-19 yang dikonfirmasi karena kurangnya kemampuan pengujian.

KCNA pada Jumat melaporkan 23.160 lebih banyak orang dengan gejala demam, sehingga jumlah total di negara itu sejak akhir April menjadi di atas 4,58 juta. Korban meninggal terkait wabah ini mencapai 73 orang.

Korut mengatakan lebih dari 99 persen pasien demam telah pulih dan bahwa gelombang Covid-19 telah menunjukkan tanda-tanda mereda. Kendati begitu Organisasi Kesehatan Dunia meragukan klaim Pyongyang dengan mengatakan mereka yakin situasinya semakin buruk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement