Ahad 19 Jun 2022 23:13 WIB

Jutaan Rumah Terendam Banjir di India dan Bangladesh

Tentara India telah dikerahkan untuk membantu orang yang terdampar.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Personel tentara India menyelamatkan penduduk desa yang terkena banjir di atas perahu di desa Jalimura, barat Gauhati, India, Sabtu, 18 Juni 2022.
Foto: AP Photo/Anupam Nath
Personel tentara India menyelamatkan penduduk desa yang terkena banjir di atas perahu di desa Jalimura, barat Gauhati, India, Sabtu, 18 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Pasukan tentara dikerahkan untuk menyelamatkan ribuan orang yang terdampar akibat banjir besar yang melanda timur laut India dan Bangladesh. Menurut pejabat setempat pada Sabtu (18/6/2022), banjir besar ini menyebabkan jutaan rumah terendam air dan memutuskan jaringan transportasi.

Menurut badan manajemen bencana negara bagian Assam India, setidaknya sembilan orang meninggal dunia dalam banjir dan dua juta warga melihat rumah mereka harus terendam dalam air. Sambaran petir di beberapa bagian negara tetangga Bangladesh telah menewaskan sedikitnya sembilan orang sejak Jumat (17/6/2022).

Baca Juga

Kedua negara telah meminta bantuan militer masing-masing dalam melakukan evakuasi dan bantuan. Lebih banyak banjir datang dengan hujan deras yang diperkirakan akan terus berlanjut selama akhir pekan.

Tentara India telah dikerahkan untuk membantu badan-badan tanggap bencana dalam menyelamatkan orang-orang yang terdampar, dan menyediakan makanan, serta kebutuhan pokok lainnya. Tentara menggunakan speedboat dan rakit tiup untuk menavigasi melalui daerah yang terendam.

Sedangkan di Sylhet di timur laut Bangladesh, wilayah tepi Sungai Surma, anak-anak duduk di jendela rumah yang terendam air sementara anggota keluarga lainnya berkumpul di tempat tidur di dalam rumah yang kebanjiran. Beberapa bertanya-tanya bagaimana cara melewati cobaan itu.

"Bagaimana kita bisa makan (dalam kondisi ini)?” kata Anjuman Ara Begum, berdiri di air di dalam dapurnya.

“Kami hidup dari muri (nasi kembung) dan chira (nasi pipih) dan pemberian orang lain. Mau bagaimana lagi? Kami tidak bisa memasak," katanya.

Penerbangan di Bandara Internasional Osmani di Sylhet ditangguhkan selama tiga hari. Menurut manajer bandara Hafiz Ahmed menyatakan, banjir hampir mencapai landasan. Jalan raya Sylhet Sunamganj juga terendam banjir meski sepeda motor terus melaju membela air.

Menurut pusat prakiraan dan peringatan banjir di ibukota Bangladesh, Dhaka, ketinggian air di semua sungai besar di seluruh negeri meningkat. Negara ini memiliki sekitar 130 sungai.

Lembaga itu mengatakan, situasi banjir kemungkinan akan memburuk di distrik Sunamganj dan Sylhet yang paling parah dilanda di wilayah timur laut. Peningkatan pun terjadi di distrik Lalmonirhat, Kurigram, Nilphamari, dan Rangpur di Bangladesh utara.

Aliran air Brahmaputra yang merupakan salah satu sungai terbesar di Asia menjebol tanggul lumpurnya. Peristiwa ini pun akhirnya membanjiri 3.000 desa dan lahan pertanian di 28 dari 33 distrik Assam di seberang perbatasan di India.

"Kami memperkirakan hujan sedang hingga lebat di beberapa bagian Assam hingga Ahad. Volume curah hujan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata pejabat di stasiun meteorologi di Gauhati, ibu kota Assam, Sanjay O'Neil.

Beberapa layanan kereta api dibatalkan di India di tengah hujan deras yang terus mengguyur selama lima hari terakhir. Di kota Haflong, Assam selatan, stasiun kereta api berada di bawah air dan sungai yang membanjiri menyimpan lumpur dan endapan di sepanjang rel kereta api.

Bulan lalu, banjir bandang pra-musim dipicu oleh aliran air dari hulu di negara bagian timur laut India melanda wilayah utara dan timur laut Bangladesh. Kondisi ini menghancurkan tanaman dan merusak rumah dan jalan. Negara ini pun baru mulai pulih ketika hujan baru membanjiri daerah yang sama lagi minggu ini.

Negara berpenduduk 160 juta orang ini berada di dataran rendah dan menghadapi ancaman bencana alam seperti banjir dan angin topan, yang diperburuk oleh perubahan iklim. Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB, sekitar 17 persen orang di Bangladesh perlu direlokasi selama dekade berikutnya atau lebih jika pemanasan global terus berlanjut pada tingkat saat ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement