Senin 20 Jun 2022 13:12 WIB

Ulama Masjidil Haram Minta Penghina Nabi Muhammad Ditindak Hukum

Negara dan organisasi internasional diminta mengecam penghinaan Nabi Muhammad.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Massa membawa poster saat berunjuk rasa menentang penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh politisi India Nupur Sharma di Kedubes India, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Massa yang tergabung dalam Aksi 1706 Bela Nabi Muhammad tersebut meminta agar Pemerintah Indonesia memutukan hubungan diplomatik dengan India serta mengecam berbagai tidak kekerasan terhadap umat muslim di India. Ulama Masjidil Haram Minta Penghina Nabi Muhammad Ditindak Hukum
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Massa membawa poster saat berunjuk rasa menentang penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh politisi India Nupur Sharma di Kedubes India, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Massa yang tergabung dalam Aksi 1706 Bela Nabi Muhammad tersebut meminta agar Pemerintah Indonesia memutukan hubungan diplomatik dengan India serta mengecam berbagai tidak kekerasan terhadap umat muslim di India. Ulama Masjidil Haram Minta Penghina Nabi Muhammad Ditindak Hukum

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Ulama Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi Abdullah Awad Al Juhany dalam khutbah jumatnya di Masjidil Haram meminta negara-negara di dunia dan organisasi internasional mengecam penghinaan terhadap para nabi dan rasul. Ia juga menekankan penghinaan terhadap para nabi dan rasul adalah pelecehan harus ditangani dengan hukum.

 

Baca Juga

"Upaya kriminal untuk menyinggung Rasul SAW dan Ibu dari orang-orang beriman Aisyah tidak akan membahayakan agama Islam,” ujar Al Juhany, dilansir dari Gulf Today, Senin (20/6/2022).

 

Namun demikian, dia mengatakan dukungan terbesar bagi Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyebarkan kebajikannya, mempublikasikan biografinya, dan menyiarkan nilai-nilai dan ajaran Islam. Selama beberapa hari terakhir, pernyataan-pernyataan yang menyinggung Nabi Muhammad SAW menimbulkan kecaman luas di seluruh dunia, baik di tingkat resmi maupun populer. 

Dalam pernyataannya, juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Stephane Dujarric pada 6 Juni mendesak penghormatan dan toleransi semua agama. Di UEA, Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (MoFAIC) menegaskan penolakan tegas UEA terhadap semua praktik dan perilaku yang bertentangan dengan nilai dan prinsip moral dan kemanusiaan. 

 

Kementerian menggarisbawahi perlunya menghormati simbol-simbol agama dan tidak melanggarnya, serta menghadapi ujaran kebencian dan kekerasan. Kementerian juga mencatat pentingnya memperkuat tanggung jawab internasional bersama untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi dan koeksistensi manusia sambil mencegah praktik apa pun yang akan mengobarkan sentimen pemeluk agama yang berbeda.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement