Senin 20 Jun 2022 13:57 WIB

China Uji Coba Sistem Pencegat Rudal

Uji coba pencegat rudal digambarkan sebagai pertahanan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Sistem pertahanan anti-rudal atau (Iron Dome). Kementerian Pertahanan China mengumumkan telah melakukan uji coba pencegat rudal berbasis darat yang mencapai tujuan yang diharapkan.
Foto: VOA/AFP
Sistem pertahanan anti-rudal atau (Iron Dome). Kementerian Pertahanan China mengumumkan telah melakukan uji coba pencegat rudal berbasis darat yang mencapai tujuan yang diharapkan.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Kementerian Pertahanan China mengumumkan telah melakukan uji coba pencegat rudal berbasis darat yang mencapai tujuan yang diharapkan. Percobaan ini digambarkan sebagai pertahanan dan tidak ditujukan ke negara mana pun.

"Tes tersebut mencapai tujuan yang diharapkan," kata kementerian itu.

Baca Juga

Kementerian Pertahanan mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat pada Ahad (19/6/2022) malam, bahwa uji teknologi pencegat anti-rudal berbasis darat telah dilakukan malam itu. "Tes ini bersifat defensif dan tidak ditujukan ke negara mana pun," ujarnya.

China telah meningkatkan penelitian ke semua jenis rudal dari yang dapat menghancurkan satelit di luar angkasa hingga rudal balistik berujung nuklir. Upaya ini sebagai bagian dari skema modernisasi ambisius yang diawasi oleh Presiden China Xi Jinping.

Beijing telah menguji pencegat rudal sebelumnya, pengumuman uji coba sebelumnya kepada publik terbaru adalah pada Februari 2021 dan sebelum itu pada 2018. Media pemerintah mengatakan China telah melakukan uji sistem anti-rudal setidaknya sejak 2010.

China bersama dengan sekutunya Rusia telah berulang kali menyatakan penentangan terhadap penyebaran sistem anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan. Beijing berpendapat radar kuat peralatan itu bisa menembus ke wilayahnya. China dan Rusia juga telah mengadakan simulasi latihan anti-rudal.

China telah memberikan sedikit rincian tentang program rudalnya sendiri, selain dari pernyataan singkat sesekali oleh Kementerian Pertahanan atau di media pemerintah. Pada 2016, Kementerian Pertahanan mengkonfirmasi bahwa pihaknya terus melakukan uji coba sistem anti-rudal setelah gambar-gambar muncul di televisi pemerintah. Beijing mengatakan teknologi semacam itu diperlukan untuk pertahanan dan keamanan nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement