Senin 20 Jun 2022 14:26 WIB

Eropa Cari Cara Bebaskan Jutaan Ton Ukraina Terjebak Blokade Rusia

Lebih dari 20 juta ton gandum Ukraina yang terperangkap dan tak bisa diekspor.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Sebuah kapal kargo kering Bulgaria ditambatkan di dermaga dengan latar belakang penyimpanan biji-bijian di Pelabuhan Laut Mariupol. Para menteri luar negeri Uni Eropa, pada Senin (20/6/2022), dijadwalkan berkumpul di Brussels, Belgia, untuk membahas cara membebaskan jutaan ton gandum Ukraina yang tak dapat dikirim ke luar akibat blokade pelabuhan Laut Hitam oleh Rusia.
Foto: AP Photo
Sebuah kapal kargo kering Bulgaria ditambatkan di dermaga dengan latar belakang penyimpanan biji-bijian di Pelabuhan Laut Mariupol. Para menteri luar negeri Uni Eropa, pada Senin (20/6/2022), dijadwalkan berkumpul di Brussels, Belgia, untuk membahas cara membebaskan jutaan ton gandum Ukraina yang tak dapat dikirim ke luar akibat blokade pelabuhan Laut Hitam oleh Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Para menteri luar negeri Uni Eropa, pada Senin (20/6/2022), dijadwalkan berkumpul di Brussels, Belgia, untuk membahas cara membebaskan jutaan ton gandum Ukraina yang tak dapat dikirim ke luar akibat blokade pelabuhan Laut Hitam oleh Rusia. Sejak Rusia melancarkan agresi dan berhasil memblokir pelabuhannya, terdapat lebih dari 20 juta ton gandum Ukraina yang terperangkap dan tak bisa diekspor.

Uni Eropa mendukung upaya PBB menengahi kesepakatan guna melanjutkan ekspor Ukraina via laut. Sebagai imbalannya ekspor makanan dan pupuk Rusia akan difasilitasi. Namun kesepakatan semacam itu membutuhkan persetujuan Moskow.

Baca Juga

Turki telah mengatakan siap berperan dalam “mekanisme pengamatan” yang berbasis di Istanbul jika ada kesepakatan. Ankara diketahui memiliki hubungan baik dengan Kiev dan Moskow. Belum jelas apakah Uni Eropa akan terlibat dalam mengamankan kesepakatan semacam itu secara militer. “Apakah akan ada kebutuhan di masa depan untuk mengawal kapal-kapal komersial ini, itu tanda tanya dan saya rasa kita belum sampai di sana,” ujar seorang pejabat Uni Eropa.

Akhir pekan lalu kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, Rusia telah menempatkan dunia dalam risiko kelaparan karena melakukan blokade terhadap ekspor gandum dari Ukraina. Dia turut mengkritik pembatasan ekspor gandum yang diterapkan Moskow.

Borrell berpendapat, Rusia telah secara sadar menggunakan pasokan gandum sebagai “senjata” untuk menghadapi siapa pun yang menentang aksi agresinya di Ukraina. “Rusia mengubah Laut Hitam menjadi zona perang, memblokir pengiriman gandum dan pupuk dari Ukraina, termasuk mempengaruhi pengiriman pedagang Rusia. Rusia juga menerapkan kuota dan pajak pada ekspor gandumnya,” kata Borrell dalam sebuah artikel yang diterbitkan di blog resminya, Sabtu (18/6/2022).

Borrell menjelaskan, meskipun Uni Eropa telah menerapkan beberapa paket sanksi terhadap Moskow, mereka tak pernah melarang Rusia mengekspor produk pertanian apa pun. Asalkan, individu atau entitas yang berada di bawah sanksi tidak terlibat dalam proses tersebut. “Kami sepenuhnya menyadari bahwa ada ‘pertempuran narasi’ seputar masalah ini (sanksi),” ucapnya.

Dia menekankan, sangat penting ekspor Ukraina diizinkan untuk dilanjutkan dengan kapal. “Kami bekerja sama dengan PBB dalam masalah ini dan Uni Eropa serta negara-negara anggotanya siap melakukan bagian yang diperlukan untuk mencapai hal ini,” ujar Borrell.

Ia berharap solusi dapat ditemukan dalam beberapa hari mendatang. “Tidak melakukan hal ini jadi ancaman yang memicu bencana pangan global,” kata Borrell.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement