Senin 20 Jun 2022 19:18 WIB

Seluruh Dunia Tertekan Harga Bensin

Masyarakat di seluruh dunia menggunakan berbagai cara untuk mengurangi biaya bensin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Sebuah tangki bensin terlihat di sebuah pabrik kimia di Oberhausen, Jerman, Rabu, 6 April 2022. Jerman memperingatkan untuk melarang semua impor energi dari Rusia karena perang di Ukraina, karena embargo akan memiliki konsekuensi yang tidak terduga bagi ekonomi terbesar Eropa itu.
Foto: AP/Martin Meissner
Sebuah tangki bensin terlihat di sebuah pabrik kimia di Oberhausen, Jerman, Rabu, 6 April 2022. Jerman memperingatkan untuk melarang semua impor energi dari Rusia karena perang di Ukraina, karena embargo akan memiliki konsekuensi yang tidak terduga bagi ekonomi terbesar Eropa itu.

REPUBLIKA.CO.ID, COLOGNE -- Di sebuah pom bensin dekat bandara Cologne, Jerman, Bernd Mueller melihat angka di mesin pengisian merangkak naik dengan cepat. Dari 22 euro, 23 euro, hingga 24 euro. Angka itu juga memperlihatkan jumlah bensin yang Mueller isi, tapi jauh lebih lambat dari harganya.

"Saya akan menyingkirkan mobil ini pada Oktober, November, saya sudah pensiun dan kemudian bensin dan semuanya naik, di satu titik, anda harus mundur," kata Mueller yang berusia 80 tahun, Senin (20/6/2022).

Pengemudi di seluruh dunia seperti Mueller memikirkan ulang kebiasaan dan keuangan pribadi mereka di tengah meroketnya harga bensin dan diesel yang dipicu perang Rusia di Ukraina dan pemulihan pandemi Covid-19.

Harga bahan bakar merupakan faktor utama inflasi di seluruh dunia dan menaikan biaya kebutuhan hidup. Supir taksi di Vietnam memilih mematikan aplikasinya dibanding harus membakar bensin di jam-jam sibuk.

Keluarga di Prancis mengurungkan ambisi untuk liburan pada bulan Agustus. Desainer grafis di California mengalihkan dana keluar malam untuk bensin. Seorang ibu di Roma harus melewatkan makan malam dengan pizza agar bisa mengantar putranya ke perkemahan.

Masyarakat di seluruh dunia menggunakan berbagai cara untuk mengurangi biaya bensin. Mulai dari berjalan kaki, menggunakan sepeda, bus, kereta dan lain-lain. Di setiap perjalanan harus mulai memikirkan apakah perlu menggunakan mobil. Apakah bisa dilakukan tanpa perlu menekan pedal gas. Apakah sepadan dengan pengeluaran.

Bagi jutaan orang yang tidak memiliki transportasi umum yang memadai atau tidak biasa meninggalkan mobil mereka maka solusinya hanya mengalihkan pengeluaran demi bisa melakukan perjalanan.

Seperti Nguyen Trong Tuyen, mitra pengemudi sepeda motor Grab di Hanoi, Vietnam. Ia memilih mematikan aplikasinya di jam-jam sibuk. "Bila terjebak macet, ongkos tumpangan tidak menutupi biaya bensin untuk perjalanan," katanya.

Di Manila, Ronald Sibeyee biasanya hanya perlu 900 peso per hari untuk diesel agar jeepney--transportasi umum warna-warni yang populer di Filipina-- dapat berjalan, kini ia perlu 2.200 peso per hari agar jeep militer Amerika Serikat yang dimodifikasi itu dapat beroperasi.

"Itu seharusnya sudah menjadi pendapatan kami, kini tidak ada yang tersisa," katanya. Ia mengatakan kenaikan harga bensin menurunkan pendapatannya hingga 40 persen.

Pembeli menghindari minyak Rusia dan rencana negara-negara Barat melarang minyak dari negara itu telah mengguncang pasar. Harga minyak internasional sekitar 110 dolar AS per barel. Di Hong Kong dan Norwegia harga minyak bisa lebih dari 10 dolar per galon. Di Jerman bisa sekitar 7,5 dolar AS per galon dan Prancis sekitar 8 dolar per galon. Di Amerika harga minyak sekitar 5 dolar per galon yang menjadi yang pertama kalinya harga minyak semahal itu.

Masyarakat Eropa dan Amerika semakin tertekan. Terlebih lagi akses transportasi publik warga AS lebih rendah dari Eropa. Sistem transportasi Benua Biru yang canggih pun tidak menjangkau semua orang terutama yang tinggal di pedesaan. Manajer toko baju di Essonne, Paris, Charles Dupont mengatakan ia perlu menggunakan mobil untuk kerja.

"Saya mempraktekan mengemudi ramah lingkungan, artinya lebih lambat dan menghindari rem tiba-tiba," katanya.

Sementara yang lain berusaha melakukan apa yang mungkin bisa dilakukan. Seperti Letizia Cecinelli yang mengatakan berusaha bersepeda dan mengurangi perjalanan dengan mobil.

"Namun saya memiliki anak dan saya harus membawanya ke perkemahan? Saya harus melakukannya dengan memotong pizza tambahan," katanya sambil mengisi bensin di Roma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement