Selasa 21 Jun 2022 10:55 WIB

Sekjen PBB Minta Operasi Pengiriman Bantuan dari Turki ke Suriah Diperpanjang

Operasi pengiriman bantuan melalui lintas batas minta diperpanjang satu tahun lagi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Truk bantuan kemanusiaan untuk Idlib, Suriah. Operasi pengiriman bantuan melalui lintas batas minta diperpanjang satu tahun lagi.
Foto: Anadolu Agency
Truk bantuan kemanusiaan untuk Idlib, Suriah. Operasi pengiriman bantuan melalui lintas batas minta diperpanjang satu tahun lagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (20/6/2022) mengimbau Dewan Keamanan untuk memperpanjang persetujuan pengiriman bantuan dari Turki ke barat laut Suriah. Imbauan ini muncul karena mandat PBB yang mengizinkan pengiriman dari Turki ke barat laut yang dikuasai oposisi Suriah akan berakhir pada 10 Juli.

"Saya sangat mengimbau anggota dewan untuk mempertahankan konsensus tentang mengizinkan operasi lintas batas. Adalah keharusan moral untuk mengatasi penderitaan dan kerentanan 4,1 juta orang di daerah yang membutuhkan bantuan dan perlindungan," ujar Guterres.

Baca Juga

Guterres mengatakan 80 persen populasi yang membutuhkan bantuan di barat laut Suriah adalah wanita dan anak-anak. Saat ini, sekitar 800 truk mengirimkan bantuan dari Turki ke Suriah di bawah operasi PBB. Guterres meminta agar operasi pengiriman bantuan melalui lintas batas diperpanjang satu tahun lagi.

Sekutu Suriah, Rusia, berpendapat operasi jangka panjang itu melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Suriah. Menurut Rusia bantuan harus dikirim dari dalam negeri karena dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa makanan dan bantuan lainnya akan berada di bawah kendali pemerintah. 

Guterres mengatakan tahun lalu Perserikatan Bangsa-Bangsa telah melakukan lima pengiriman ke oposisi yang dikendalikan barat laut, atau yang dikenal sebagai pengiriman garis silang. Akan tetapi menurut Guterres, pengiriman itu tidak untuk menggantikan operasi lintas batas.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengunjungi perbatasan Turki awal bulan ini. Dia mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa mereka harus membuat "keputusan hidup atau mati" karena warga Suriah membutuhkan lebih banyak bantuan.

"Bantuan lintas jalur saja tidak bisa memenuhi kebutuhan mendesak di lapangan. Lebih banyak bantuan diperlukan," kata Thomas-Greenfield.

Pada 2014 Dewan Keamanan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dikuasai oposisi di Suriah dari Irak, Yordania, dan dua titik di Turki. Namun hak veto Rusia dan China telah menguranginya menjadi hanya satu titik yaitu di perbatasan Turki. Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy menggambarkan upaya "menyedihkan" PBB untuk mengirimkan bantuan ke barat laut Suriah dari dalam negeri.

Sementara Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan, operasi bantuan lintas batas adalah pengaturan yang luar biasa. Menurutnya perlu ada kesepakatan untuk mengakhirinya dengan melakukan transisi ke pengiriman dari dalam negeri.

"Dapatkah seseorang, yang menghormati kehidupan manusia dan yang menghormati dasar-dasar Piagam PBB, mampu mengganggu sistem vital seperti itu?" ujar Duta Besar Turki untuk PBB Feridun Hadi Sinirlioglu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement