Selasa 21 Jun 2022 17:30 WIB

Rusia Sebut Tentara Ukraina Tolak Pergi ke Zona Perang

Tentara Ukraina yang dikerahkan untuk mengisi kekurangan menolak pergi ke zona perang

Red: Esthi Maharani
Juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov sebut tentara Ukraina yang dikerahkan sebagai bala bantuan untuk mengisi kekurangan menolak untuk pergi ke zona perang.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov sebut tentara Ukraina yang dikerahkan sebagai bala bantuan untuk mengisi kekurangan menolak untuk pergi ke zona perang.

REPUBLIKA.CO.ID., MOSKOW -- Rusia pada Senin (20/6/2022) mengklaim bahwa pasukan Ukraina kehilangan banyak korban dalam perang di antara mereka, dan dalam satu brigade saja kehilangan lebih dari 2.100 tentara selama sebulan.

“Selama operasi militer khusus, lawan mengalami kerugian yang signifikan. Jadi, sejak 19 Mei, hanya brigade mekanik ke-14 AFU (Angkatan Bersenjata Ukraina) kehilangan lebih dari 2.100 orang, di mana mereka tewas dan terluka,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov pada konferensi pers di Moskow.

Menurut Konashenkov, tentara Ukraina yang dikerahkan sebagai bala bantuan untuk mengisi kekurangan menolak untuk pergi ke zona perang.

“Akibat moral dan keadaan psikologis yang rendah, 800 orang telah menebus kerugian unit ini, menolak untuk pergi ke area pertempuran, menuduh petugas tidak kompeten, suap dan nepotisme dalam pembayaran tunjangan moneter,” urai dia.

Di Brigade Serangan Gunung ke-10, sekitar 100 prajurit dari kompi pengintai dibebaskan dari tugas tempur karena pembangkangan massal terhadap perintah dan diangkut ke kota Kremenchuk untuk penyelidikan.

“Sebagian besar staf komando Brigade Mekanik ke-30 AFU telah ditarik dari manajemen unit mereka dan dijauhkan dari misi tempur. Setiap dalih untuk mensimulasikan penyakit telah digunakan. Di sebagian besar unit brigade, tidak ada satu pun petugas," ucap Konashenkov.

Sementara itu, dia mengatakan pasukan Rusia terus menyerang target mereka di Ukraina tadi malam. Bandar udara Artsyz di wilayah Odesa di Ukraina selatan terkena serangan rudal Rusia, kata Konashenkov, menambahkan bahwa serangan itu menghancurkan stasiun kontrol darat untuk kendaraan udara tanpa awak (UAV) di darat.

Pasukan roket dan artileri menghantam 148 area dan peralatan militer yang terkonsentrasi, 25 titik kontrol, dan 59 unit artileri, imbuh dia. Sistem pertahanan udara menembak jatuh sebuah jet tempur MiG-29 dan sembilan UAV, sementara sistem itu mencegat sembilan peluru peluncur roket Uragan, menurut Konashenkov.

Secara total, sejak awal operasi militer khusus, 208 pesawat, 132 helikopter, 1.260 kendaraan udara tak berawak, 345 sistem pertahanan udara, 3.696 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 576 peluncur roket ganda, 2.055 artileri lapangan dan mortir, serta sebanyak 3.731 unit kendaraan militer khusus telah dihancurkan," tutur dia.

Lebih dari 4.500 warga sipil tewas di Ukraina sejak perang dimulai di Ukraina pada 24 Februari. Lebih dari 14 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, termasuk lebih dari 7,7 juta yang telah melarikan diri ke negara lain, menurut angka PBB.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement