Selasa 21 Jun 2022 17:33 WIB

PKS tak Ingin Kesepakatan Koalisi Terjadi Last Minute

Aboe mengatakan, koalisi menyamakan pandangan tentang Indonesia periode 2024-2029.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (tengah) bersama Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi (kiri) dan Ketua DPP Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) PKS Al Muzzammil Yusuf (kanan) bergandeng tangan usai menutup Rapimnas DPP PKS 2022 di Jakarta, Selasa (21/6/2022). Pada penutupan Rapimnas tersebut PKS memaparkan enam kriteria bakal calon presiden 2024 yang akan diusulkan ke Majelis Syuro untuk dibahas lebih lanjut.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (tengah) bersama Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi (kiri) dan Ketua DPP Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) PKS Al Muzzammil Yusuf (kanan) bergandeng tangan usai menutup Rapimnas DPP PKS 2022 di Jakarta, Selasa (21/6/2022). Pada penutupan Rapimnas tersebut PKS memaparkan enam kriteria bakal calon presiden 2024 yang akan diusulkan ke Majelis Syuro untuk dibahas lebih lanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan bahwa partainya akan berkoalisi untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. Namun, partainya tak ingin kesepakatan justru terjadi pada last minute.

"Kami tidak mau last minute deal politik, tidak ada. Itu paham maksudnya, ya? Kami lihat atur jadwal, ambilah beberapa (waktu), jangan ini malam (bertemu), besok mau diputuskan (berkoalisi)," ujar Aboe usai pelaksanaan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) PKS di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Baca Juga

Keputusan tersebut diambil PKS dengan berkaca pada pemilu-pemilu sebelumnya, di mana keputusan terkait koalisi ataupun sosok calon presiden yang akan diusung terjadi jelang waktu akhir pendaftaran. Aboe mengatakan, koalisi harus dibicarakan jauh hari dengan terlebih dahulu menyamakan pandangan terkait visi dan misi untuk Indonesia periode 2024-2029.

"Makanya, bangunan hubungan koalisi ini kami bangun dengan bukan hanya ujung-ujug. Kita akan minum-minum kopi dulu, kami akan banyak dialog dengan visi-misi kami, kami akan bikin cerita banyak," ujar Aboe.

Kendati demikian, PKS juga tak ingin memutuskan atau mengumumkan terkait koalisi sejak dini. Namun, ia tak mengungkapkan alasan dari tak maunya PKS berkoalisi dengan partai politik lain sejak dini.

"Kami tidak mengikat antara satu dengan lainnya, sementara misalkan yang satu tahu-tahu tanpa lampu sein udah ke kanan saja set, ya silahkan udah sejauh mana, Alhamdulillah lanjut (koalisi)," ujar anggota Komisi III DPR itu.

Pendekatan juga terus dilakukan oleh PKS, beberapa di antaranya dengan Partai Nasdem dan Partai Demokrat. Terdekat, PKS akan berkunjung ke Kantor DPP Partai Nasdem pada Rabu (21/6). Ia mengakui, pertemuan tersebut merupakan bagian penjajakan koalisi untuk menghadapi Pemilu 2024.

Dua atau tiga hari berikutnya, PKS disebutnya akan kembali menjalin komunikasi dengan partai politik lainnya. Namun, ia tak mengungkapkan partai politik mana yang akan dilakukan penjajakan.

"Adapun yang terjadi berkembang ke mana, ke kiri, ke kanan memang diberikan kebebasan. Kita tidak mengikat antara satu dengan lainnya sementara," ujar Aboe.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement