Rabu 22 Jun 2022 05:07 WIB

Ini Alasan Mereka yang Akhirnya Pilih Datangi Rumah Ustaz Yusuf Mansur

Kehadiran mereka merupakan buntut dari masalah investasi batu bara sejak 2009.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
Ustaz Yusuf Mansur.
Foto: Dok PPPA Daarul Quran
Ustaz Yusuf Mansur.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sejumlah warga yang menyebut dari jamaah Masjid Darussalam Kota Wisata, Bogor, Jawa Barat dan tergabung dalam Investasi Batubara Jabal Nur (IBJN) mendatangi kediaman Ustaz Yusuf Mansur (UYM) di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Senin (20/6/2022). Kehadiran mereka merupakan buntut dari masalah investasi batu bara sejak 2009 yang tak kunjung menemui titik temu hingga saat ini.

Kuasa Hukum perwakilan warga Zaini Mustofa mengatakan, ada sekitar 15 warga Kota Wisata yang bertandang ke rumah UYM pada saat itu. Tidak hanya warga Kota Wisata, sejumlah warga yang mengaku dirugikan atas bisnis investasi UYM lainnya juga turut hadir.

Baca Juga

Keputusan mendatangi kediaman UYM tidak begitu saja terjadi. Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Zaini, para warga Kota Wisata yang telah menginvestasikan dana dalam bisnis batu bara UYM telah menahan kekesalan selama lebih dari satu dekade.

Zaini menjelaskan, kasus investasi warga Kota Wisata itu berawal saat UYM datang ke Masjid Darusalam Kota Wisata untuk berceramah pada 2009 silam. UYM kemudian meminta waktu melakukan presentasi bisnis batu bara di masjid tersebut di hadapan sejumlah warga sekitar.

Dalam kesempatan itu, UYM mengaku sebagai salah satu Komisaris sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tambang batu bara yang berlokasi di Kalimantan Selatan, PT Adi Partner Perkasa. Zaini berujar, UYM menyampaikan mengalami kesulitan keuangan dan hendak menggandeng jamaah Masjid Darussalam untuk berinvestasi.

"Pada saat itu Ustaz Yusuf Mansur bilang bisnis tambang batu bara keuntungannya 28,4 persen. Dari keuntungan ini akan dibagi menjadi tiga. Dari 28,4 persen, separuhnya (sekitar 14 persen) untuk pengembangan Pondok Pesantren Darul Quran, 3 persennya untuk BMT Darussalam Madani koperasinya orang masjid sebagai manajemen tim atau pengelola, yang 11 persen menjadi hak para investor," tuturnya kepada Republika.co.id, Selasa (21/6/2022).

Selang 1-2 hari setelah UYM presentasi, seorang Direktur Utama perusahaan tersebut bernama Ardiansyah datang ke Kota Wisata dan mengajak perwakilan warga meninjau lokasi di Kalsel. Setelah pulang dari Kalsel, BMT Darussalam membuat proposal bisnis tersebut, lalu para jamaah mulai melakukan investasi ke perusahaan UYM.

"Satu hingga dua bulan lancar banyak investasi, lalu kurang lebih delapan bulan sudah mulai gagal bayar. Para jamaah meminta pertanggungjawaban. Kira-kira 2010 UYM datang ke Legenda Wisata Gedung Serbaguna Global School, hampir 100 persen investor lengkap (hadir). Dia mengatakan: 'Bapak dan Ibu jangan ragu uang Anda akan saya kembalikan, tapi dengan cara mengangsur atau mencicil. Ternyata hanya beberapa bulan saja mencicilnya, dan yang menerima BMT lalu disalurkan ke investor tapi jumlahnya kecil sekitar Rp2 miliar, selanjutnya hilang tanpa jejak, tidak memperlihatkan batang hidung," jelasnya.

Sejak pertemuan itu, Zaini menyebut warga yang berinvestasi sudah tidak mendapatkan keuntungan sama sekali. Berdasarkan pengakuan Zaini, pada 2010 itu, ia mengusulkan untuk membawa kasus tersebut ke jalur hukum. Namun sebagian warga memberi masukan untuk bersabar terlebih dahulu karena takut uangnya justru tidak kembali.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement