Sabtu 25 Jun 2022 06:40 WIB

Rusia: Ada Konsekuensi Negatif di Balik Status Kandidat Ukraina dan Moldova

Uni Eropa memberikan status kandidat kepada Ukraina dan Moldova

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Uni Eropa
Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menyatakan keputusan Uni Eropa memberikan status kandidat kepada Ukraina dan Moldova akan memiliki konsekuensi negatif. Menurut Moskow, langkah ini sama dengan "memperbudak" negara-negara tetangga Uni Eropa.

Keputusan untuk memberikan status kandidat kepada Ukraina dan Moldova  adalah simbol dari keinginan Uni Erooa untuk memperluas wilayah ke negara-negara bekas Uni Soviet. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan, langkah itu sebagai upaya untuk merambah lingkup pengaruh Rusia dalam Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) yang terdiri dari negara-negara bekas Soviet.

Baca Juga

"Dengan keputusan untuk memberikan Ukraina dan Moldova status negara-negara kandidat, Uni Eropa telah mengkonfirmasi bahwa mereka secara aktif mengeksploitasi CIS pada tingkat geopolitik, dan menggunakannya untuk 'menahan' Rusia. Mereka tidak memikirkan konsekuensi negatif dari langkah seperti itu," ujar Zakharova.

Zakharova mengatakan, dengan memperluas ke Ukraina dan Moldova, maka Uni Eropa mengorbankan cita-cita demokrasinya melakui ekspansi tak terkendali dan perbudakan politik, serta ekonomi tetangganya. Moskow mengatakan, mereka perlu mengirim pasukan ke Ukraina untuk mencegah wilayahnya digunakan menyerang Rusia.  

Para pemimpin Uni Eropa pada Kamis (23/6) secara resmi memberikan status kandidat kepada Ukraina untuk bergabung dengan blok 27 negara itu. Keputusan ini merupakan sebuah langkah geopolitik yang cukup berani dan menjadi momen bersejarah.

Keputusan untuk secara resmi memberikan status sebagai kandidat adalah simbol dari tujuan Uni Eropa untuk menjangkau negara-negara bekas Uni Soviet secara lebih luas. Meski menyandang status kandidat, Ukraina membutuhkan waktu lebih dari satu dekade untuk dapat bergabung dengan Uni Eropa.

"Rakyat Ukraina milik keluarga Eropa. Masa depan Ukraina ada di Uni Eropa. Hari ini menandai awal dari perjalanan panjang yang akan kita jalani bersama," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.  

Invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari, mendorong Kiev untuk secara resmi mengajukan status kandidat Uni Eropa. Kemudian Uni Eropa mengambil langkah untuk mempercepat persetujuannya.

"Masa depan Ukraina ada di Uni Eropa" ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam cuitannya di Twitter.

Zelenksyy menyambut keputusan Uni Eropa sebagai "momen unik dan bersejarah".  Enam tahun setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa, Moldova, juga diberikan status kandidat. Sementara Georgia akan mendapatkan status serupa setelah memenuhi persyaratan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement