Ahad 26 Jun 2022 08:29 WIB

Putin Janji Pasok Sistem Rudal Pembawa Senjata Nuklir ke Belarusia

Bagian dari pertemuan antara kedua pemimpin negara ini pun disiarkan di televisi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Endro Yuwanto
 Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin melakukan pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di St Petersburg pada Sabtu (25/6/2022) untuk membahasa kerja sama.
Foto: AP/Mikhail Metzel/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin melakukan pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di St Petersburg pada Sabtu (25/6/2022) untuk membahasa kerja sama.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di St Petersburg pada Sabtu (25/6/2022). Dalam kesempatan ini, Putin mengatakan kepada rekannya bahwa negaranya akan memasok Minsk dengan sistem rudal yang mampu membawa senjata nuklir.

Tawaran itu bermula ketika Lukashenko menyatakan keprihatinannya tentang kebijakan agresif, konfrontatif, dan menjijikkan dari tetangganya, Lithuania dan Polandia. Dia meminta Putin untuk membantu Belarusia meningkatkan respons simetris terhadap penerbangan bersenjata nuklir oleh aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di dekat perbatasan Belarusia.

Baca Juga

Sebagai tanggapan, Putin mengatakan, tidak diperlukan saat ini untuk mengerahkan tanggapan simetris. Hanya saja, ia menyarankan agar armada Belarusia jet Su-25 buatan Rusia jika perlu ditingkatkan di pabrik-pabrik Rusia.

"Kami akan mentransfer sistem rudal taktis Iskander-M ke Belarusia, yang dapat menggunakan rudal balistik dan rudal jelajah, baik dalam versi konvensional maupun nuklir," ujar ringkasan Kementerian Luar Negeri Rusia dari pertemuan itu seperti dilansir Reuters, Ahad (26/6/2022).

Iskander-M merupakan sistem peluru kendali bergerak dengan kode nama "SS-26 Stone" oleh NATO, menggantikan "Scud" Uni Soviet. Dua peluru kendalinya memiliki jangkauan hingga 500 km dan dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.

Bagian dari pertemuan antara kedua pemimpin negara ini pun disiarkan di televisi.

"Minsk harus siap untuk apa pun, bahkan penggunaan persenjataan serius untuk mempertahankan tanah air kita dari Brest hingga Vladivostok," kata Lukashenko yang menempatkan Belarusia dan sekutu dekatnya Rusia di bawah satu payung dan secara khusus meminta bantuan untuk membuat pesawat militer Belarusia berkemampuan nuklir.

Ketegangan antara Rusia dan Barat telah meningkat sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina empat bulan lalu. Langkah Rusia tidak hanya memicu rentetan sanksi Barat, tetapi juga mendorong Swedia dan tetangga utara Rusia, Finlandia, untuk mendaftar bergabung dengan NATO.

Dalam sepekan terakhir, Lithuania khususnya telah membuat marah Rusia. Lithuania memblokir transit barang-barang yang dikenai sanksi Eropa yang melintasi wilayahnya dari Rusia, melalui Belarusia, ke eksklave Kaliningrad di Baltik Rusia.

Rusia menyebutnya sebagai "blokade", tetapi Lithuania mengatakan hal itu hanya mempengaruhi satu persen dari transit barang normal di rute tersebut. Terlebih lagi, lalu lintas penumpang tidak terpengaruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement