Ahad 26 Jun 2022 11:10 WIB

Panen Jagung: Bulog Serap Produksi, Peternak Beli 3.000 Ton

NFA menyebut Bulog telah menyerap jagung petani dengan harga jauh di atas HPP

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani menjemur jagung seusai panen di desa Nusa Tenggara Barat. Bulog mulai menyerap jagung petani dengan harga Rp 4.400 per kg atau di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.150 per kg.
Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Petani menjemur jagung seusai panen di desa Nusa Tenggara Barat. Bulog mulai menyerap jagung petani dengan harga Rp 4.400 per kg atau di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.150 per kg.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa panen raya jagung telah tiba, khususnya di daerah sentra Nusa Tenggara Barat. Badan Pangan Nasional (NFA) meminta agar BUMN dan seluruh pihak terkait ikut membantu mengoptimalisasi penyerapan hasil panen demi kelancaran distribusi produksi.

“NFA bersama Kementerian Perhubungan, Bulog, ID Food, Pinsar, PT Seger Agro Nusantara, serta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Dompu harus bergotong royong percepatan logistik pangan," kata Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resminya, Ahad (26/6/2022).

Ia menegaskan, ekosistem pangan harus segera dibangun dan didukung oleh fasilitas pelabuhan yang baik, yang nantinya akan melancarkan distribusi sehingga produksi petani cepat terserap dengan baik.

"Produksi jagung di sini luar biasa, sehingga kalau diserap dengan harga baik petani juga akan semangat bertanam.” ujar Arief.

Sementara itu, Bulog mulai menyerap jagung petani dengan harga Rp 4.400 per kg atau di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.150 per kg.

Kepala Kantor Wilayah Bulog NTB, Abdul Muis, mengatakan, hal itu bertujuan agar Bulog menyerap jagung dengan harga standar, dapat menyelamatkan petani jagung dari kerugian, dan meningkatkan semangat petani untuk bertanam.

Adapun, penyerapan Bulog ini bersinergi dengan swasta, salah satunya dengan PT Segar Agro Nusantara.

Untuk mendukung proses hilirisasi jagung sebagai komoditas unggulan yang berlimpah produksinya di Dompu dan Bima, Bulog juga tengah membangun Pabrik Corn Drying Center (CDC) atau pusat pengeringan jagung di Desa Nusajaya Kecamatan Manggelewa Kabupaten Sumbawa.

Keberadaan fasilitas CDC ini akan digunakan secara maksimal untuk memenuhi dua kepentingan antara produsen petani dan konsumen atau peternak.

CDC ini direncanakan akan beroperasi September mendatang. Tedapat silo atau tempat penyimpanan sebanyak tiga unit dengan kapasitas total 14.000 ton. Sementara untuk alat pengering kapasitas per harinya mencapai 150 ton jagung.

“Bulog hadir di tengah sehingga akan tercipta stabilisasi harga, saya yakin Dompu adalah daerah yang punya potensi besar dengan hadirnya Bulog di sini akan menjadi price leader dan penyeimbang ketersediaan kebutuhan Bulog,” tambahnya.

Sementara itu, asosiasi peternak jagung juga mengatakan komitmennya menyerap jagung untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso yang juga turut serta dalam kunjungan tersebut mengatakan pihaknya siap menyerap jagung di NTB.

Ia menuturkan, PPN pihaknya akan bekerja sama dengan Bulog dengan rencana awal akan menyerap 3.000 ton jagung.

"Kita akan bekerja sama dengan Bulog, sebagai badan usaha pemerintah kami bisa dapat jaminan kualitas, garansi keuangan, kuantiti dan ketepatan waktu, maka kami lebih senang jika hal ini terlaksana" ujar Yudianto.

Pihaknya optimistis kerja sama yang dibangun NFA bersama stakeholder terkait dapat memberikan manfaat dari sisi produsen petani jagung maupun konsumen peternak.

"Fasilitas tol laut tentunya akan memudahkan proses penyerapan jagung ini, secara prinsip kami ingin petani tidak rugi tetapi peternak juga mendapat harga yang baik," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement