Selasa 28 Jun 2022 12:43 WIB

Diberi Nikmah, Umumnya Manusia akan Bersikap Sombong

Sebaliknya, jika diberikan kesusahan manusia umumnya putus asa dari rahmat Allah SWT.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Alquran
Foto: Republika.co.id
Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Alquran menerangkan bahwa jika manusia diberi kenikmatan seperti kesehatan, kekuasaan dan kekayaan, umumnya manusia akan bersikap sombong. Namun jika diberi kesusahan, manusia umumnya putus asa dari rahmat Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Isra' Ayat 83 dan tafsirnya.

وَاِذَآ اَنْعَمْنَا عَلَى الْاِنْسَانِ اَعْرَضَ وَنَاٰ بِجَانِبِهٖۚ وَاِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَـُٔوْسًا

Baca Juga

Apabila Kami menganugerahkan kenikmatan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri (dari Allah dengan sombong). Namun, apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa. (QS Al-Isra': 83)

Ayat ini mengandung arti, jika Allah SWT memberikan kenikmatan kepada manusia seperti kesehatan atau kekayaan, niscaya dia berpaling tidak bersyukur kepada Allah dan menjauhkan diri dari mengingat Allah dengan sombong. Jika manusia ditimpa kesusahan, seperti sakit atau kemiskinan niscaya dia berputus asa kehilangan harapan dari rahmat Allah.

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini Allah SWT menerangkan sifat umum manusia, yaitu apabila diberi kenikmatan, seperti harta, kekuasaan, kemenangan dan sebagainya, mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya, bahkan mereka menjauhkan diri.

Sebaliknya, apabila ditimpa kesukaran, kesengsaraan, kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa dan merasa tidak akan memperoleh apa-apa lagi.

Seharusnya mereka tidak berputus asa, melainkan tetap beramal dan berusaha untuk mendapatkan pertolongan Allah, karena menurut ajaran Alquran, orang yang berputus asa dari rahmat Allah berarti telah mengingkari rahmat-Nya.

Ayat-ayat lain yang menerangkan keadaan manusia ketika menerima rahmat Allah, "Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya." (QS Yunus: 12)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement