Rabu 29 Jun 2022 06:29 WIB

Macron: Rusia tak Bisa Dibiarkan Menangi Perang di Ukraina

Satu-satunya tujuan Rusia saat ini adalah mencoba memaksa Ukraina menyerah.

Red: Teguh Firmansyah
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato saat konferensi pers bersama dengan Presiden Rumania Klaus Iohannis, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Kyiv, Kamis, 16 Juni 2022. Empat pemimpin Eropa Negara-negara serikat mengunjungi Ukraina pada hari Kamis, bersumpah untuk mendukung upaya Kyiv untuk menjadi kandidat resmi untuk bergabung dengan blok itu dalam sebuah pertunjukan dukungan tingkat tinggi bagi negara itu dalam menangkis invasi Rusia.
Foto: AP/Ludovic Marin/AFP POOL
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato saat konferensi pers bersama dengan Presiden Rumania Klaus Iohannis, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Kyiv, Kamis, 16 Juni 2022. Empat pemimpin Eropa Negara-negara serikat mengunjungi Ukraina pada hari Kamis, bersumpah untuk mendukung upaya Kyiv untuk menjadi kandidat resmi untuk bergabung dengan blok itu dalam sebuah pertunjukan dukungan tingkat tinggi bagi negara itu dalam menangkis invasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, SCHLOSS  -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, Rusia tidak boleh dibiarkan memenangi perang di Ukraina. Kekuatan Barat, kata ia, akan mendukung Kiev selama diperlukan dan siap untuk meningkatkan upaya untuk menargetkan ekspor energi Rusia.

Macron mengatakan bahwa jelas satu-satunya tujuan Rusia saat ini adalah mencoba memaksa Ukraina menyerah."Saya sangat berharap akhir (konflik) dapat dicapai pada akhir tahun, dengan kepastian dan keinginan, bahwa Rusia tidak bisa dan tidak boleh menang," kata Macron saat berbicara pada akhir KTT G7, Selasa.

Baca Juga

Macron juga menyinggung tentang serangan rudal Rusia ke sebuah pusat perbelanjaan di Ukraina yang menewaskan sedikitnya 18 orang. Dia mengatakan, tindakan semacam itu menunjukkan bahwa sanksi lebih lanjut diperlukan dan G7 akan terus mengintensifkan dukungan militer bagi Ukraina untuk mempertahankan diri.

Presiden Prancis itu menegaskan bahwa mereka yang telah melakukan kejahatan perang harus dimintai pertanggungjawaban."Dukungan kami untuk Ukraina dan sanksi kami terhadap Rusia akan berlanjut selama diperlukan dan dengan intensitas yang diperlukan dalam beberapa hari dan minggu mendatang," ujar dia.

Macron, yang pernah dikritik karena sikapnya terhadap Rusia, tampaknya bertekad untuk sepenuhnya menyelaraskan diri dengan para pemimpin G7 lainnya. Dia mengatakan bahwa pada KTT NATO(Pakta Pertahanan Atlantik Utara) yang akan berlangsung di Madrid pada Rabu (29/6), aliansi pertahanan tersebut harus mengirim pesan "kekuatan dan persatuan".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement