Rabu 29 Jun 2022 12:50 WIB

Dosen Pulang Kampung IPB  Beri Pelatihan Eco-enzyme di Desa Sugihwaras

Eco-enzyme dapat digunakan sebagai pupuk tanaman dan  pengusir hama.

Red: Irwan Kelana
Dosen  Pulang Kampung IPB University dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) memberikan pelatihan pembuatan dan penggunaan Eco-enzyme untuk budidaya porang dengan pola agroforestri di Desa Sugihwaras, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Foto: Dok IPB University
Dosen Pulang Kampung IPB University dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) memberikan pelatihan pembuatan dan penggunaan Eco-enzyme untuk budidaya porang dengan pola agroforestri di Desa Sugihwaras, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Dosen IPB University dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) memberikan pelatihan pembuatan dan penggunaan Eco-enzyme untuk budidaya porang dengan pola agroforestri di Desa Sugihwaras, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Pelatihan ini dilakukan dalam rangka kegiatan Dosen Pulang Kampung yang dicanangkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University Tahun 2022. Pelatihan diikuti oleh para anggota kelompok tani RT 13 dan RT 14 RW 04 Dusun Sungwi,  Desa Sugihwaras, dan bekerja sama dengan mitra kelompok tani setempat.

Tim Dosen Pulang Kampung di Desa Sugihwaras ini diketuai Dr Istomo yang merupakan  dosen Departemen Silvikultur. Tim  itu  beranggotakan Dr Adisti Permatasari Putri Hartoyo, dosen Departemen Silvikultur;  dan Dra Sri Rahaju, dosen Manajemen Hutan, Fahutan IPB University.

“Eco-enzyme merupakan cairan hasil pengelolaan sampah organik yang melewati proses fermentasi. Hasil fermentasi dari Eco-enzyme menghasilkan bakteri baik yang dapat menggantikan bahan kimia yang terdapat di dalam sabun, pembersih, detergen dan cairan pembersih lantai. Selain itu Eco-enzyme dapat digunakan sebagai pupuk tanaman, pengusir hama dan membersihkan lingkungan yang tercemar, ” kata Dr Istomo seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (27/6).

Program Dosen Pulang Kampung menjadi momentum bagi Dr Istomo mengabdi di kampung halamannya. Tidak hanya itu, Desa Sugihwaras merupakan desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani. 

Ia mengemukakan,  saat ini petani di Desa Sugihwaras tengah menghadapi masalah mahal dan langkanya pupuk kimia untuk tanaman pertanian. Sehingga eco-enzyme ini, kata dia, diharapkan dapat menjadi substitusi pupuk yang ramah lingkungan.

Dr Istomo menjelaskan, bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan Eco-enzyme antara lain kulit buah, gula merah, air dan beberapa peralatan lain. Seperti timbangan, jerigen dan corong. Kepada peserta pelatihan, ia juga menunjukkan proses pencampuran bahan-bahan, penyimpanan atau fermentasi dan penggunaan eco-enzyme. 

“Perbandingan kulit buah, gula dan air adalah 3:1:10. Waktu yang diperlukan untuk fermentasi paling singkat tiga bulan dan penggunaan eco-enzyme untuk tanaman porang dicairkan sebanyak 80 kali,” terangnya.

Acara ini dihadiri oleh Ketua Kelompok Tani Subur, Agung Kurnianto dan Kepala Desa Sugihwaras, Wignyo Martono. Tak hanya itu, salah seorang penggiat tanaman porang, Djandarto dan motivator pupuk organik, Sukamto turut andil dalam pelatihan ini.

Sukamto berharap, semoga Eco-enzyme dapat mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga pupuk kimia. Ia juga berharap Desa Sugihwaras menjadi perintis pertanian organik di sekitar wilayah Kecamatan Maospati.

“Saya sudah lama memproduksi dan memasarkan pupuk organik kotoran sapi untuk menuju pertanian organik. Dengan adanya Eco-enzyme ini menambah semangat saya dan cita-cita saya untuk menuju pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement