Kamis 30 Jun 2022 06:45 WIB

NATO Secara Resmi Undang Finlandia dan Swedia Sebagai Anggota

Undangan NATO melepas tradisi netralitas Swedia dan Finlandia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menunjukkan dokumen saat Swedia dan Finlandia mengajukan keanggotaan di Brussels, Belgia, Rabu 18 Mei 2022. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi militer siap untuk memanfaatkan momen bersejarah dan bergerak cepat untuk mengizinkan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dalam barisannya, setelah kedua negara mengajukan permintaan keanggotaan mereka.
Foto: Johanna Geron, Pool via AP
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menunjukkan dokumen saat Swedia dan Finlandia mengajukan keanggotaan di Brussels, Belgia, Rabu 18 Mei 2022. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi militer siap untuk memanfaatkan momen bersejarah dan bergerak cepat untuk mengizinkan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dalam barisannya, setelah kedua negara mengajukan permintaan keanggotaan mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- NATO pada Rabu (29/6/2022) secara resmi mengundang Swedia dan Finlandia untuk bergabung sebagai anggota. Langkah ini adalah perubahan terbesar dalam keamanan Eropa dalam beberapa dekade, setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Undangan NATO ini mendorong Helsinki dan Stockholm untuk melepaskan tradisi netralitas mereka. Dalam pertemuan tingkat tinggi di Madrid, 30 sekutu NATO juga sepakat untuk secara resmi memperlakukan Rusia sebagai ancaman paling signifikan.

Baca Juga

"Hari ini, kami telah memutuskan untuk mengundang Finlandia dan Swedia menjadi anggota NATO," kata para pemimpin NATO dalam deklarasi bersama. 

Undangan resmi NATO ini diambil setelah Turki mencabut hak veto atas bergabungnya Finlandia dan Swedia.

Ratifikasi di parlemen sekutu kemungkinan akan memakan waktu hingga satu tahun. Tetapi ketika sudah mencapai final, Finlandia dan Swedia akan dilindungi oleh klausul pertahanan kolektif Pasal 5 NATO, yang menempatkan mereka di bawah payung pelindung nuklir Amerika Serikat.  

"Kami akan memastikan bahwa kami dapat melindungi semua sekutu, termasuk Finlandia dan Swedia," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.

Sementara itu, sekutu akan meningkatkan kehadiran pasukan mereka di wilayah Nordik. Termasuk menggelar lebih banyak latihan militer dan patroli angkatan laut di Laut Baltik untuk meyakinkan Swedia dan Finlandia.

Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) didirikan pada 1949 untuk mempertahankan diri dari ancaman Soviet. Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari memberikan dorongan baru bagi NATO, setelah kegagalan di Afghanistan dan perselisihan internal selama era mantan Presiden AS Donald Trump.

"Kami mengirimkan pesan yang kuat kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin: 'Anda tidak akan menang'," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dalam pidatonya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement