Kamis 30 Jun 2022 13:07 WIB

Mengapa Dianjurkan Perbanyak Amalan Sunnah pada Dzulhijjah?

Dzulhijjah termasuk salah satu bulan yang diistimewakan Allah SWT

Rep: Rossi Handayani, Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Umat Muslim melakukan amalan sunnah saat Dzulhijjah. Dzulhijjah termasuk salah satu bulan yang diistimewakan Allah SWT
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Umat Muslim melakukan amalan sunnah saat Dzulhijjah. Dzulhijjah termasuk salah satu bulan yang diistimewakan Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, —Dalam Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah. Hal ini karena hari-hari tersebut begitu istimewa.  

Dikutip dari buku Panduan Praktis Amalan Ibadah di Bulan Dzulhijjah karya Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman, Karena hari-hari ini adalah hari istimewa, beramal salih pada waktu ini sangat besar ganjaran dan keutamaannya, maka perbanyaklah amalan sunnah seperti sholat, membaca Alquran, bersedekah, dan lainnya. 

Baca Juga

Dalam kitab Al-Mughni, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Sepuluh hari pertama Dzulhijjah seluruhnya adalah kemuliaan dan keutamaan, amalan di dalamnya akan dilipatgandakan, dan disunnahkan agar bersungguh-sungguh dalam ibadah di hari-hari tersebut.”

Di samping itu, beramal pada bulan ini lebih suci dan lebih besar pahalanya, Nabi ﷺ bersabda sebagai berikut: 

ما من عملٍ أزكى عند اللهِ ولا أعظمَ أجرًا من خيرٍ يعملُه في عَشرِ الأَضحى "Tidak ada amalan yang lebih suci di sisi Allah dan tidak ada yang lebih besar pahalanya daripada kebaikan yang dia kerjakan pada sepuluh hari Al Adha.” (HR Darimi 1/358)

Sementara itu, dikutip dari Lathaif al-Maarif, Imam Mujahid rahimahullah mengatakan, “Amalan di sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijjah akan dilipat gandakan.”   

Bulan suci

Dalam ajaran Islam ada yang disebut dengan bulan-bulan haram, yakni bulan-bulan mulia yang dimuliakan oleh Allah SWT. 

Keempat bulan yang dimaksud adalah Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Hal ini merujuk pada hadits Rasulullah SAW: 

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim).

Allah SWT dalam firman-Nya juga melarang manusia berperang di bulan haram. Hal ini tertulis dalam Surat Al Baqarah ayat 217.

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS Al Baqarah ayat 217).            

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement