Kamis 30 Jun 2022 16:32 WIB

Ratusan Hektare Daratan di Pantura Hilang Jadi Laut Akibat Pemanasan Global

Pemprov tengah memetakan pantai mana saja yang berpotensi terkikis air laut.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Penanaman pohon mangrove di lahan kritis di Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang Jawa Barat.
Foto: istimewa
Penanaman pohon mangrove di lahan kritis di Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk terlibat aktif dalam gerakan menanam jutaan bibit pohon mangrove, yang kini sedang digencarkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Pasalnya, saat ini ratusan hektare tanah, khususnya di pesisir pantai utara (pantura) Jabar, sudah terkikis air laut akibat pemanasan global.

"Dampak dari pemanasan global sudah hadir di halaman Jabar, yang menghilangkan tanah menjadi laut. Karena itu, gerakan menanam mangrove di utara Jabar harus masif," ujar Ridwan Kamil, yang akrab disapa Emil, saat menghadiri peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLH) Tingkat Provinsi Jabar di Pantai Pondok Bali, Desa Mayangan, Legonkulon, Kabupaten Subang, Kamis (30/6/2022). 

Menurut Emil, di sekitar Pantai Pondok Bali, 192 hektare daratan kini sudah menjadi laut. Belum lagi di pesisir Bekasi, air laut kini menggenangi 400 hektare daratan akibat proyek pembangunan dan pemanasan global.

"Di sini 192 hektare lahan yang dulunya daratan sudah jadi laut, di Kabupaten Bekasi juga 400 hektare dengan berbagai sebab seperti proyek maupun pemanasan global," katanya.

Adapun panjang pantai di Jabar mencapai hingga 400 kilometer. Emil mengatakan, pihaknya kini sedang memetakan pantai mana saja yang berpotensi terkikis air laut untuk segera ditanami mangrove.

"Kalau panjang pantai itu sekitar 300-400 km, kita akan petakan mana yang urgent untuk ditanami mangrove secepat-cepatnya," katanya.

Berbeda dengan pesisir selatan Jabar yang kontur daratannya cenderung curam, pesisir utara lebih rendah yang memudahkan air laut naik ke darat. Itu jadi alasan penanaman mangrove gencar dilakukan di pesisir utara.

"Selatan tipenya lebih curam sehingga tidak menyebabkan hilangnya tanah. Maka penanaman jutaan mangrove fokus di utara terlebih di momen hari lingkungan hidup," kata Emil.

Selain restorasi pesisir utara Jabar, kata Emil, pihaknya juga terus berupaya melakukan proses perlindungan. Desa Mayangan diharapkan menjadi percontohan bagi desa lainnya dalam upaya penyelamatan lingkungan yang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga keterlibatan seluruh pihak.

"Desa ini untuk memberikan contoh bahwa penyelamatan lingkungan bukan hanya tugas negara, tapi seluruh yang mencintai Indonesia dan masa depan," kata Emil.

Emil berharap, masifnya gerakan penanaman mangrove di seluruh pesisir utara Jabar dapat mengurangi potensi hilangnya lahan dalam beberapa tahun ke depan.

"Dalam beberapa tahun ke depan, mudah-mudahan mengurangi hilangnya lahan sehingga masyarakat bisa meneruskan masa depannya dengan lebih baik," katanya.

Dalam puncak peringatan HLH Tingkat Jabar tersebut, Pemprov Jabar menandatangani komitmen kerja sama dengan 27 Pemda kabupaten/kota se-Jabar tentang peningkatan penegakan hukum lingkungan. 

Emil juga memberikan penghargaan kepada nominator kalpataru kategori perintis lingkungan dan kepada masyarakat pelestari ekosistem laut. Penghargaan Propermas juga diberikan kepada 10 perusahaan yang berkontribusi terhadap efisiensi emisi gas rumah kaca, emisi udara, dan pencemaran limbah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement