Kamis 30 Jun 2022 17:32 WIB

Sejarawan Kritik Penggantian Nama Jalan Warung Buncit

Jalan Warung Buncit diambil dari nama seorang Tionghoa, Tan Boen Tjit.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Teguh Firmansyah
Pengendara melintas di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta, Selasa (21/6/2022). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan perubahan 22 nama jalan di Jakarta dengan nama toko Betawi, salah satunya Jalan Warung Buncit Raya menjadi Jalan Hj Tutty Alawiyah. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara melintas di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta, Selasa (21/6/2022). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan perubahan 22 nama jalan di Jakarta dengan nama toko Betawi, salah satunya Jalan Warung Buncit Raya menjadi Jalan Hj Tutty Alawiyah. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan JJ Rizal, mengeluhkan penggantian 22 nama jalan di DKI Jakarta oleh Anies pada 20 Juni lalu. Menurut dia, penggantian nama tempat dan jalan kerap kali melupakan sejarah dan nilai budaya yang penting di dalamnya.

“Misalnya pada nama Jalan Warung Buncit Raya itu ada sejarah keindahan toleransi dan inklusivitas masyarakat Betawi,” kata JJ Rizal dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/6).

Baca Juga

Menurut JJ Rizal, penggantian nama Warung Buncit sebenarnya identik dengan upaya para Muslim sekitar yang mengambilnya dari nama seorang Tionghoa, Tan Boen Tjit. Menurut dia, hal itu yang menjadi toponimi Warung Buncit.  “Bukankah ini nilai sejarah budaya yang penting buat kekinian kita,” katanya.

Tak hanya itu, jalanan lain yang diganti dinilainya juga memiliki sejarah tersendiri. Menurut dia, permasalahan penggantian jalan kali ini bukan pada nama tokoh yang belum jelas peran sejarahnya, tetapi kurangnya kehati-hatian Pemprov DKI dalam memilih tempat dan menaruh nama-nama tokoh tersebut.

“Cobalah tengok dengan seksama PP No. 2 Tahun. 2021, peraturan ini masih banyak bolongnya tetapi sudah menegaskan bahwa seharusnya setiap pemerintah harus menginventarisasi dulu seluruh nama jalan di tempatnya, sehingga tahu mana yang belum bernama atau bernaka,” katanya.

Diketahui, Jakarta telah mengganti 22 nama jalan yang ada dengan nama tokoh Betawi. Berikut Daftar nama jalan yang diubah menjadi nama tokoh Betawi:

1. Jalan Entong Gendut (sebelumnya Jalan Budaya).

2. Jalan Haji Darip (sebelumnya Jalan Bekasi Timur Raya).

3. Jalan Mpok Nori (sebelumnya Jalan Raya Bambu Apus).

4. Jalan H Bokir Bin Dji'un (sebelumnya Jalan Raya Pondok Gede).

5. Jalan Raden Ismail (sebelumnya Jalan Buntu).

6. Jalan Rama Ratu Jaya (sebelumnya Jalan BKT Sisi Barat).

7. Jalan H Roim Sa'ih (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Barat).

8. Jalan KH Ahmad Suhaimi (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Timur).

9. Jalan Mahbub Djunaidi (sebelumnya Jalan Srikaya).

10. Jalan KH Guru Anin (sebelumnya Jalan Raya Pasar Minggu sisi Utara).

11. Jalan Hj Tutty Alawiyah (sebelumnya Jalan Warung Buncit Raya).

12. Jalan A Hamid Arief (sebelumnya Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5).

13. Jalan H Imam Sapi'ie (sebelumnya Jalan Senen Raya).

14. Jalan Abdullah Ali (sebelumnya Jalan SMP 76).

15. Jalan M Mashabi (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara).

16. Jalan H M Shaleh Ishak (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan).

17. Jalan Tino Sidin (sebelumnya Jalan Cikini VII).

18. Jalan Mualim Teko (sebelumnya Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke).

19. Jalan Syekh Junaid Al Batawi (sebelumnya Jalan Lingkar Luar Barat).

20. Jalan Guru Ma'mun (sebelumnya Jalan Rawa Buaya).

21. Jalan Kyai Mursalin (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang).

22. Jalan Habib Ali Bin Ahmad (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement