Kamis 30 Jun 2022 17:35 WIB

Jelang Idul Adha, Alumni ITB Gunakan IoT Pastikan Hewan Qurban Sehat Bebas PMK

Penggunaan IoT bisa mempermudah dan mengetahui kondisi kesehatan hewan dengan mengukur bobot serta suhu hewan secara real time.

Rep: Arie Lukihardianti bandung 24jam/ Red: Partner
.
.

Uji Coba pengecekan hewan kurban dengan menggunakan IoT
Uji Coba pengecekan hewan kurban dengan menggunakan IoT

BANDUNG---Menjelang pelaksanaan kurban 1443 H, saat ini semua umat islam diuji dengan wabah yang menyerang hewan ternak, yakni penyakit mulut dan kuku (PMK).

Meski tidak menular kepada manusia akan tetapi semua umat islam perlu melakukan quality control pada hewan kurban agar memenuhi nilai syariah dan tentunya rasa aman dalam beribadah.

Untuk memastikan semua hewan sehat, Rumah Amal Salman bersama Alumni ITB Teknik Fisika Tahun 1977, Parsaulian Ishaya Siregar melakukan uji coba Internet of things (IoT) untuk kurban terpadu tahun ini.

IoT sendiri merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ITB di tahun 2022. Agar, bisa mempermudah dan mengetahui kondisi kesehatan hewan dengan mengukur bobot serta suhu hewan secara real time.

"IoT akan memonitor jika domba kurban suhu tubuhnya tinggi (demam) dan jika bobot tubuhnya banyak menurun. IoT juga sebagai ikhtiar pelayanan Rumah Amal Salman agar pelaksanaan kurban bisa memenuhi syariah dan tentunya aman bagi setiap pengurban," ujar Parsaulian Ishaya Siregar, Kamis (30/6).

Parsaulian menjelaskan, uji coba diadakan selama dua hari, Kamis - Jumat, 23 - 24 Juni 2022 ini berlokasi di Kandang Sapi Farm, Cikadut Kabupaten Bandung. Selama kegiatan, tim uji coba mengawasi alat dan tempat yang akan digunakan.

Kegiatan ini, kata dia, disambut luar biasa oleh para peternak dan rencananya ke depan IoT kurban terpadu akan memantau pergerakan hewan qurban untuk lebih akurat dalam memonitoring hewan ternak.

Sementara menurut Project Officer IoT Qurban Terpadu, Dianturi, di masa PMK ini perlu adanya QC secara cepat dan alat ini bisa mengukur bobot dan suhu hewan secara cepat dan akurat.

"Sehingga kondisi hewan bisa disajikan secara cepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada para pengurban. Ketika uji coba suhu rata - rata hewan harus memiliki 36 - 38°C untuk bisa dikategorikan aman, " katanya.

Selain itu, kata dia, pemantauan temperatur dan bobot dilakukan secara berkala atau bertahap. Hewan dipantau mulai dari lokasi peternak, saat penerimaan di lokasi penyembelihan, hingga saat akan disembelih.

Pelaksanaan projek ini juga berkolaborasi dengan Politeknik Manufaktur Bandung dan PT TBN. Sehingga bisa semakin banyak orang - orang atau lembaga yang terlibat dalam kebaikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement