Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ruang Analisa

Bahan Berbahaya dalam Skincare

Edukasi | Thursday, 30 Jun 2022, 17:32 WIB

Zat kimia pada Skincare memiliki efek yang bermacam macam pada kulit manusia. Sebagai konsumen atau pengguna wajib untuk mengetahui bahan berbahaya dalam skincare kita.

-berkeluarga.id

Apa Itu Skincare ?

Skincare ialah sistem perawatan kulit dengan memakai berbagai produk yang bermanfaat sebagai konsumsi gizi di kulit.

Skincare saat ini menjadi lifestyle remaja saat ini yang mana perubahan jaman seperti menuntut untuk tampil elok dan ganteng karena di atas lapangan kerap kali kita dapatkan jika mereka yang elok dan ganteng mempunyai peruntungan yang tinggi serta lebih ternilai di peradaban sosial sekarang.

Tujuan dari pemakaian skincare untuk menjaga kulit supaya masih tetap ternutrisi secara baik hingga terbebas dari beragam penyakit yang menyababkan kerusakan di kulit. Pemakaian skincare ini memberi perasaan nyaman pada kulit, menghilangkan lusuh, berminyak atau jerawat di kulit hingga wanita dewasa maupun remaja pemakai skincare jadikan individual yang lebih optimis dalam jalankan kegiatan satu hari - hari.

Tetapi, sudah mengetahui belum jika skincare terbagi dalam beragam jenis bahan kimia yang memiliki peranan masing - masing. Selain perannya, ada dampak pemakaian bahan kimia bila dipakai berlebihan atau seharusnya seperti panduan penggunaan.

Zat Kimia berbahaya pada bahan skincare

Zat - Zat kimia pada skincare ada yang aman tetapi ada pula yang bisa mengakibatkan efek atau beresiko untuk dipakai terlalu berlebih. Berikut zat kimia beresiko yang biasa diketemukan pada skincare.

1. Sodium Lauryl Sulfate (SLS)

Sodium Lauryl Sulfate atau sls ialah surfaktant anionik atau detergent yang biasanya dipakai pada produk - produk pencuci seperti sabun, shampo, pasta gigi dan lain lain.

Senyawa kimia ini mempunyai efek untuk orang yang kulitnya peka, kadang dapat mengakibatkan iritasi di kulit, mata, mulut atau kepala. Pemakaian sama sesuai panduan lebih bagus jika rekanan riset ingin masih tetap konsumsi senyawa ini. Tetapi, akan lebih bagus kembali jika rekanan riset memakai produk skincare yang free sls (bebas sls)

2. Hidrokuinon

Hidrokuinon ialah senyawa kimia organik wewangiantik yang di kulit manusia berperan untuk memutihkan kulit. Tetapi senyawa ini mempunyai karakter keterikatan jika dipakai di mana saat teman-teman hentikan pemakaiannya, dampak di kulit akan berasa hingga rekanan akan bergantung dari obat ini kembali.

Pemakaian bahan kimia ini harus memakai resep dokter akibatnya karena dampak yang diakibatkan. Semenjak 2008, BPOM sudah lakukan larangan pada pemakaian Hidrokuinon untuk kulit dengan ketentuan No.HK.03.1.23.08.11.07517

Menurut National Center for Biotechnology Information pemakaian zat kimia hidrokuinon tidak aman untuk kulit. Karena zat ini bisa mengakibatkan masalah sistematis pada stratum korneum epidermis dan keratin di kulit. Jumlah hidrokuinon yang tinggi dapat kurangi ketebalan susunan kulit dan mengakibatkan masalah epidermis.

Hidrokuinon dipasarkan bebas di pasar, namun tetap ingat untuk ikuti panduan dokter jika teman-teman masih tetap ingin memakai skincare yang mengandung zat kimia ini.

3. Paraben

Paraben ialah bahan kimia yang kerap kali diketemukan dalam skincare atau produk kecantikan yang lain. Peranan paraben dalam masalah ini sebagai bahan pengawet yang bisa menahan perkembangan mikroba.

Mikroba ialah organisme yang memiliki ukuran benar-benar kecil hingga untuk memperhatikannya dibutuhkan alat kontribusi

Zat paraben tidak direferensikan untuk pemakaian periode panjang pada kosmetik karena bisa beresiko untuk kulit manusia. Alergi itu seperti gatal - gatal, alergi, ruam, kulit kering sampai diduga pemakaian periode panjang yang tidak sesuai dengan panduan pakar bisa memacu berlangsungnya kanker, terutamanya kanker payudara.

Paraben sebagai ringkasan dari para-hydroxybenzoate. Paraben pada produk - produk skincare mempunyai nama lain seperti methylparaben, propylparaben, butylparaben, ethylparaben, 4-hydroxy methyl ester benzoic acid, atau methyl 4-hydroxybenzoate. Hingga yakinkan pahami jika yang diartikan dalam kandungannya ada paraben

4. Petrolatum

Petrolatum ialah bahan kimia yang berperan sebagai pelembab hingga bermanfaat untuk menangani permasalahan kulit seperti kulit kering, gatal, iritasi, ruam dan yang lain.

Konsep kerja petrolatum dengan memberi susunan di kulit hingga kandungan air yang ada di kulit tidak lenyap yang mengakibatkan kulit jadi lebih kering.

Menurut EWG (Enviromental Working Grup) yang disebut organisasi non keuntungan Amerika Serikat mengatakan jika ada resiko kontaminasi dari hidrokarbon wewangiantik polisiklik (PAH) yang mana sebagai bahan kimia pemicu kanker yang diketemukan dalam minyak mentah dan produk sampingannya. Walau tidak ada riset yang sempat memperlihatkan jalinan langsung di antara petrolatum dan kanker, Uni Eropa tempatkan banyak kandungan petrolatum dalam perincian zat beresiko.

5. BHA dan BHT

BHA dan BHT ialah ringkasan dari butylated hydroxyanisole dan butylated hydroxytoluene yang disebut zat kimia yang pada skincare kerap dipakai sebagai komponen yang mengawetkan terutamanya pada lipstik dan moisturizer.

Menurut beragam sumber, pemakaian zat bha dan bht pada kosmetik tidak bagus untuk badan karena bisa mengakibatkan masalah periode panjang. Masalah itu seperti BHA dan BHT mempunyai potensi karsinogen pada manusia berdasar Tubuh Riset International, bisa mempengaruhi peranan hormon, mempengaruhi peranan paru - paru dan pembekuan darah, dan lain-lain.

6. Dibutyl Phthalate (DBP)

DBP atau selengkapnya dibutyl phthalate ialah zat kimia yang umumnya diketemukan pada cat kuku atau kutek dan perlengkapan kosmetik yang lain. Pada kutek dibutyl phthalate berperan sebagai zat yang menjaga susunan cat supaya tidak gampang terkupas. Biasanya zat ini dapat dijumpai dengan membaca kandungan dari skincare yang dipakai.

Berdasar beragam riset, pemakaian dibutyl phthalate harus dijauhi karena bisa mengakibatkan beragam dampak jelek dalam tubuh manusia. Dampak itu salah satunya : pada eksperimen di laboratorium, DBP bisa mempengaruhi testis dan prostat sampai kurangi jumlah sperma pria, menggangu peranan dari hormon manusia, mencelakakan janin dan kesuburan, disamping itu menurut tubuh kesehatan kanada dibutyl phthalate bisa mengakibatkan tidak berhasil hati dan ginjal pada anak kecil jika terserap atau termakan

7. Polyethylene Glycols (PEG)

PEG atau polyethylene glycols ialah senyawa kimia yang banyak diketemukan sebagai base atau material dasar pada skincare karena bisa berperan sebagai pengental, pelarut, pelembut dan pelembab dari produk skincare.

Pemakaian PEG harus sesuai panduan. PEG yang tercemar dengan etilen oksida menjadi penyebab kanker karena memiliki sifat karsinogen dan dapat beresiko untuk mekanisme saraf manusia berdasar tubuh perlindunga linkungan California.

Senyawa polyethylene glycols ini sendiri memberikan karakter genotoxicity yang jika dipakai di kulit yang hancur dapat mengakibatkan iritasi.

Genotoksisitas ialah dampak destruktif pada materi genetik sel (DNA, RNA) yang bisa mempengaruhi kredibilitas sel hingga mengakibatkan perubahan pada beragam sel dan mekanisme badan yang lain - Scientific Journal of Occupational Safety dan Health

Penutup

Perlu ketahui terlebih dulu bahan kimia yang dipakai untuk pastikan keamanan produk itu terutamanya dalam kurun waktu pemakaian yang panjang, karena kesehatan masih tetap jadi yang khusus. Tidak boleh s/d memakai skincare nanti rekanan riset justru akan memperoleh permasalahan kulit yang semakin besar. Semula ingin menjaga kulit dengan beragam gizi justru jadi menghancurkan kulit berbahan kimia yang tidak bagus.

Demikian tipe - tipe bahan berbahaya dalam skincare secara umum. Terima kasih telah bertandang

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image