Jumat 01 Jul 2022 17:31 WIB

IHSG Terpangkas Akibat Inflasi, Saham Transportasi Hingga Teknologi Rontok

Saham dari sektor transportasi seperti ASSA, BIRD, dan CMPP terkoreksi

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pria melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (1/7). IHSG anjlok ke level 6.794 atau terpangkas 1,70 persen setelah sempat dibuka menguat di awal perdagangan.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (1/7). IHSG anjlok ke level 6.794 atau terpangkas 1,70 persen setelah sempat dibuka menguat di awal perdagangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (1/7). IHSG anjlok ke level 6.794 atau terpangkas 1,70 persen setelah sempat dibuka menguat di awal perdagangan. 

Seluruh sektor mengalami pelemahan dengan transportasi & logistik menjadi yang terdalam diikuti industri, barang baku, keuangan, energi, konsumen non-primer, teknologi, properti & real estate, konsumen primer, infrastruktur dan kesehatan. 

Beberapa saham dari sektor transportasi seperti ASSA, BIRD, dan CMPP terkoreksi di atas 6 persen. Demikian halnya pada saham UNTR, TFAS dan MLPL dari sektor industri. Dari sektor lainnya, ARTO jatuh 6,8 persen, HRUM turun 6,80 persen dan BUKA terpangkas 5,67 persen. 

Investor juga membukukan aksi jual bersih sebesar Rp 63,33 miliar. Sementara dalam satu pekan terakhir, investor asing mencatatkan penjualan bersih pada seluruh pasar sebesar Rp 3,89 triliun.

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan kejatuhan IHSG hari ini karena terimbas kenaikan inflasi dalam negeri. Secara bulanan (MoM), inflasi Juni naik menjadi 0,61 persen. Sedangkan secara tahunan (yoy) tercatat sebesar 4,35 persen.

Dari global, pasar saham juga mendapat pengaruh dari rilis data ekonomi AS. "Tampaknya rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) membebani suasana pelaku pasar dan investor," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas, Jumat (1/7). 

Departemen Perdagangan AS menyampaikan indeks pengeluaran konsumen (Personal Consumption Expenditure) bulan Mei meningkat 0,6 persen(MoM), lebih tinggi dari 0,2 persen di bulan April. Data tersebut akan menjadi rujukan The Fed untuk kebijakan moneternya.

Menurut riset, tindakan yang terlalu agresif akan mendorong ekonomi ke dalam resesi. Hal ini pun membuat pelaku pasar dan investor cenderung berikap wait and see untuk sementara dan tidak agresi berinvestasi di pasar aset beresiko. 

Sepanjang hari ini, Indeks LQ45 bergerak melemah sebesar 1,78 persen. Saham –saham yang mendominasi penguatan diantaranya TLKM, KLBF, UNVR, GGRM, dan PGAS. Sedangkan saham–saham yang medominasi penurunan diantaranya GOTO, BMRI, UNTR, ADRO, dan ASII. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement