Jumat 01 Jul 2022 19:00 WIB

Pentingnya Kolaborasi dalam Bekerja

Bekerja menjadi salah satu medium peningkatan kualitas diri

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
bekerja (ilustrasi)
Foto: Piqsels
bekerja (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola kerja dari masa ke masa senantiasa berubah seiring dengan hadirnya perubahan zaman. Umat Islam dan juga masyarakat global senantiasa berpacu pada kolaborasi dalam lingkup kerja, seberapa penting sebetulnya membangun kolaborasi kerja?

Islam menekankan setiap hambanya untuk meningkatkan kualitas diri dari beragam medium. Bekerja menjadi salah satu medium peningkatan kualitas diri, terlebih jika didorong dengan kolaborasi dan kerja sama.

Baca Juga

Pengamat Ekonomi Syariah Irfan Syauqi Beik menjelaskan, kolaborasi hari ini merupakan keniscayaan. Hal itu karena adanya kompleksitas persoalan yang terjadi yang menuntut adanya penguatan kerja sama.

"Kita kalau mau maju sudah tidak bisa bergerak sendiri-sendiri.Kuncinya adalah kebersamaan, menghimpun potensi yang ada dalam satu visi," kata Irfan saat dihubungi Republika, Rabu (29/6/2022).

Kolaborasi termasuk dalam konteks optimalisasi potensi sumber daya ekonomi. Misalnya, dia mencontohkan, jika seseorang menginginkan meningkatkan produk ekspor hortikultura, tapi yang bersangkutan tidak memiliki lahan ataupun bahan dalam produk pertanian, kolaborasi dan kerja sama sangat dianjurkan baginya.

Pada masa sekarang, jika hendak melakukan ekspor produk hortikultura, kesediaan lahan dan bahan bukan menjadi hal satu-satunya yang utama. Dengan kolaborasi, kata dia, yang bersangkutan dapat mengonsolidasikan petani hortikultura dan membantu dari sisi marketinguntuk menjualnya hingga dapat diekspor ke luar negeri.

"Nah, sekarang ini (dunia kerja)memang membutuhkan kolaborasi, contohnya ada platform, seperti Gojek dan Tokopedia. Tokopedia, misalnya, dia tak punya toko fisik kan, tapi bisa. Inilah yang disebut cooperative entrepreunerbahasa saya. Ini bisa menggerakkan ekonomi," ujarnya.

Irfan kemudian membandingkan perbedaan dunia kerja pada masa lalu dengan masa sekarang. Jika dulu dunia kerja cenderung konservatif, mulai dari terbatasnya medium yang mengharuskan mereka berdiskusi tatap muka, meeting sana-sini, dan minimnya informasi, saat ini kondisinya berbeda.

Menurut dia, saat ini dunia kerja polanya telah berubah. Sebab, pola kolaborasi saat ini dinilai lebih ekspansif, terakses dengan mudah, dan sinergisitas yang lebih cepat."Sekarang ini kecenderungannya semakin kuat. Kalau mau maju, ya harus kolaborasi, sinergi, sama- sama," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement