Jumat 01 Jul 2022 23:01 WIB

Komunitas Gastronomi Ungkap Temuan Jenis Makanan yang Ada di Relief Candi Borobudur

Relief Candi Borobudur juga memuat informasi jamuan makanan raja Mataram kuno.

Red: Reiny Dwinanda
Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menunjukkan bagian batu candi yang rusak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). BKB menyatakan banyak bagian struktur Candi Borobudur yang tergerus atau rusak akibat banyaknya pengunjung dan kurangnya kesadaran wisatawan dalam menjaga dan melestarikan benda cagar budaya. Di antara relief Candi Borobudur, terdapat pula informasi mengenai jenis makanan-minuman yang dikonsumsi masyarakat pada masa lampau.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menunjukkan bagian batu candi yang rusak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). BKB menyatakan banyak bagian struktur Candi Borobudur yang tergerus atau rusak akibat banyaknya pengunjung dan kurangnya kesadaran wisatawan dalam menjaga dan melestarikan benda cagar budaya. Di antara relief Candi Borobudur, terdapat pula informasi mengenai jenis makanan-minuman yang dikonsumsi masyarakat pada masa lampau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Gastronomi Indonesia atau Indonesian Gastronomy Community (IDC) mengungkap penemuan informasi makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat pada zaman dahulu di relief Candi Borobudur. Gastonomi Indonesia membahas hal itu saat diskusi secara virtual bertemakan "Gastronosia: Dari Borobudur untuk Indonesia" di Museum Nasional yang digelar pada 29 Juni-2 Juli 2022.

"Kami ingin memperkenalkan gastronomi Indonesia dari mulai abad 8, yang ada di relief candi itu kami rekonstruksi untuk bisa diketahui oleh masyarakat luas," kata Ketua Indonesia Gastronomi Community, Ria Musiawan kepada Antara di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (1/7/2022).

Baca Juga

Ria menyebutkan beberapa makanan yang ditemukan, yaitu twak, kinca, dan legen yang merupakan sejenis minuman, dan rumbah hadangan prana berupa hidangan dengan bahan utama daging kerbau. Kemudian, ada klaka wagalan dari ikan dan harang harang kyasan dari belut sebagai makanan yang disajikan pada jamuan makan para raja Mataram kuno.

Ria menuturkan penggunaan bahan utama bukan dari daging sapi karena saat itu sapi merupakan hewan sakral. Untuk memenuhi kebutuhan protein, masyarakat pun menggunakan daging kerbau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement