Sabtu 02 Jul 2022 11:15 WIB

Rumaniyah, Anak Buruh Tani yang Jadi Polwan dan Kuliah dengan Beasiswa

Rumaniyah berkuliah di UNM kampus Damai, Jakarta Selatan, dengan beasiswa.

Red: Hiru Muhammad
Tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini, selama masih bisa diusahakan. Mungkin itu kalimat yang cocok menggambarkan semangat Rumaniyah, yang sudah menjadi polisi wanita (polwan) dan berkuliah dengan beasiswa.
Foto: istimewa
Tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini, selama masih bisa diusahakan. Mungkin itu kalimat yang cocok menggambarkan semangat Rumaniyah, yang sudah menjadi polisi wanita (polwan) dan berkuliah dengan beasiswa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini, selama masih bisa diusahakan. Mungkin itu kalimat yang cocok menggambarkan semangat Rumaniyah, yang sudah menjadi polisi wanita (polwan) dan berkuliah dengan beasiswa.

Rumaniyah merupakan mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Program Studi (Prodi) Informatika. Ia berkuliah di UNM kampus Damai, Jakarta Selatan, dengan beasiswa. Kini ia masuk semester delapan dan sedang menyusun skripsi. Kisah inspiratifnya ini, dimulai saat masih berseragam putih abu-abu.

Baca Juga

Sejak SMK, Rumaniyah sudah sekolah gratis, ia pun pernah bermimpi menjadi pengusaha. Namun, kesempatan dan peluang yang datang lebih dahulu ialah menjadi polisi. Ia diterima menjadi Polwan di Mabes Polri secara gratis.

“Alhamdulillah saya dulu bisa sekolah gratis di SMK. Lalu saya diterima jadi Polwan dan kini sedang kuliah di Universitas Nusa Mandiri (UNM), sedang menyusun skripsi. Saya berharap, dapat lulus dengan tepat waktu dan lancar. Setelah itu, akan mengabdikan diri pada bangsa dan negara ini, sesuai harapan dari orang tua saya,” kata Rumaniyah, kepada media, Jumat (1/7/2022).

Dengan segala keterbatasannya, dan ketidakmampuan ekonomi orang tuanya waktu itu, tak menghilangkan semangat Rumaniyah dalam mengejar cita-cita. Akuinya, ia bercita-cita ingin membahagiakan keluarga, sebab orang tuanya hanya seorang buruh tani di Desa Tangkil Kulon RT 11 RW 4 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.

“Bapak saya seorang buruh tani yang memiliki cita-cita agar anaknya sukses. Kami dari keluarga yang tidak mampu. Namun kami punya tekad kuat untuk merubah derajat keluarga dan ibu saya merupakan sosok yang telaten, yang sangat memperhatikan anak-anaknya. Kedua orang tua saya ingin melihat anaknya sukses dan memiliki prestasi,” ujarnya.

Saat ini, ia ditempatkan di Mabes Polri, Jakarta Selatan. UNM kampus Damai, menjadi kampus pilihannya, karena lebih dekat juga dengan tempatnya ditugaskan sebagai abdi negara.“Saya memilih kuliah di UNM kampus Damai karena berada di Jakarta Selatan yang kebetulan saya bertugas di mabes polri (Markas Besar Kepolisian Republik Infonesia), Jl. Trunojoyo No 3, RT 2/RW1, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,” ungkapnya.

Ia pun berharap, semangatnya ini, dapat mewujudkan keinginan orang tuanya agar dapat menjadi abdi negara yang jujur, tidak korupsi dan dapat mengangkat derajat keluarganya sendiri.

“Dengan ilmu bidang teknologi yang saya peroleh di Universitas Nusa Mandiri (UNM), akan saya pergunakan sebagai bekal saya mengabdi pada bangsa ini. Semoga apa yang saya cita-citakan ini dapat tercapai dan saya mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan kerja juga pimpinan saya, yang telah mendukung saya untuk terus menimba ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini,” tuturnya.

Sementara itu, Setiaji selaku Kepala Kampus UNM kampus Damai mengatakan, Rumaniyah merupakan sosok yang peduli terhadap temannya di kampus. Ia juga rajin memberikan informasi akademik ke teman-temannya.

“Rumaniyah rajin anaknya, meski bekerja juga sebagai polwan, tapi semangatnya belajar patut diacungi jempol. Bisa membagi tugas dinas Polri tanpa mengurangi prioritas kuliah dan belajarnya. Ia juga komunikatif dengan dosen-dosen di UNM kampus Damai,” ujar Setiaji.

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement