Senin 04 Jul 2022 11:06 WIB

Swedia Janji Patuhi Kesepakatan dengan Türki

Mereka yang tak terlibat dalam kegiatan teroris tidak perlu khawatir, kata PM Swedia

Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson pada Ahad (3/7/2022) berjanji untuk mematuhi perjanjian baru-baru ini dengan Türki, termasuk janji tentang ekstradisi teroris.
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson pada Ahad (3/7/2022) berjanji untuk mematuhi perjanjian baru-baru ini dengan Türki, termasuk janji tentang ekstradisi teroris.

REPUBLIKA.CO.ID., STOCKHOLM -- Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson pada Ahad (3/7/2022) berjanji untuk mematuhi perjanjian baru-baru ini dengan Türki, termasuk janji tentang ekstradisi teroris.

Berbicara di festival politik tahunan Almedalen Week di Gotland, Andersson mengatakan dia tidak dapat membagikan rincian spesifik dari memorandum yang ditandatangani dengan Türki dan Finlandia menjelang KTT NATO 28-30 Juni di Madrid.

Andersson mengatakan mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan teroris tidak perlu khawatir. "Warga negara Swedia tidak dapat diekstradisi menurut hukum nasional dan internasional. Jika Anda belum berpartisipasi dalam kegiatan teroris, Anda tidak perlu khawatir," tambahnya.

Swedia dan Finlandia menghindari netralitas dan mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada bulan Mei, sebuah keputusan yang didorong oleh perang Rusia terhadap Ukraina.

Tetapi Türki, anggota lama aliansi, menyuarakan keberatan atas tawaran keanggotaan, mengkritik negara-negara tersebut karena menoleransi dan bahkan mendukung kelompok teroris.

Tepat sebelum KTT, Türki, Finlandia, dan Swedia menandatangani perjanjian setelah pembicaraan empat arah di ibukota Spanyol.

Perjanjian tersebut memungkinkan kedua negara Nordik untuk menjadi anggota NATO, tetapi kondisi mereka untuk mengambil langkah-langkah pada masalah terorisme Türki, dan mencabut embargo senjata di Ankara.

Setelah kesepakatan trilateral, NATO secara resmi mengundang kedua negara Nordik untuk bergabung dengan aliansi militer beranggotakan 30 negara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement