Selasa 05 Jul 2022 01:45 WIB

Vaksin Flu Universal yang Sudah Dikembangkan Masuk Uji Klinis Fase I

Vaksin flu universal diklaim bisa melawan virus flu beragam jenis.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Vaksin flu universal diklaim bisa melawan virus flu beragam jenis.
Foto: www.pixabay.com
Vaksin flu universal diklaim bisa melawan virus flu beragam jenis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya untuk menghadirkan vaksin flu universal tampaknya sudah selangkah lebih dekat. National Institutes of Health baru saja mengumumkan bahwa kandidat vaksin flu universal yang mereka kembangkan telah memasuki uji klinis fase I.

Vaksin flu universal merupakan vaksin flu yang efektif untuk melawan semua strain virus influenza, terlepas dari apa pun subtipe virus, antigenic drift, atau antigenic shift-nya. Selama ini, vaksin flu yang tersedia adalah vaksin flu musiman yang lebih menyasar strain dan subtipe virus tertentu sehingga pemberian vaksin harus diulang setiap tahun.

Baca Juga

Sebelum memasuki uji klinis fase I, kandidat vaksin flu universal telah diteskan pada hewan. Dalam pengetesan ini, vaksin tampak bisa melindungi hewan yang terpapar oleh beragam strain influenza dengan dosis yang fatal.

Kandidat vaksin flu universal yang diberi nama BPL-1357 ini dikembangkan oleh National institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID). BPL-1357 ini mengandung empat strain virus avian influenza yang dilemahkan dan tak bisa memperbanyak diri. Seperti halnya vaksin flu musiman, BPL-1357 bisa diberikan melalui suntikan atau semprot hidung.

Pada uji klinis fase I untuk BPL-1357 ini, ada 100 orang dewasa yang terlibat sebagai partisipan. Para partisipan yang terlibat berusia 18-55 tahun dan dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok.

Kelompok pertama menerima satu dosis BPL-1357 dalam bentuk suntikan. Kelompok kedua menerima satu dosis BPL-1357 dalam bentuk semprot hidung. Sedangkan kelompok ketiga menerima plasebo dalam bentuk suntikan dan semprot hidung.

Setelah vaksin dan plasebo diberikan, seluruh partisipan dipantau oleh tim peneliti secara seksama. Mereka juga diminta untuk menjalani tes darah dan tes swab hidung secara rutin selama tujuh bulan.

Tujuan utama dilakukannya uji klinis fase I ini adalah untuk mengetahui keamanan kandidat vaksin ini pada manusia. Selain itu, sampel yang diperoleh dari para partisipan juga akan memberikan gambaran bagi tim peneliti mengenai seperti apa kemungkinan kinerja BPL-1357 ini dalam membangun respons imun terhadap virus influenza. Uji klinis fase I ini diperkirakan akan selesai pada tahun depan.

"Vaksin influenza yang bisa memberikan perlindungan dalam waktu lama terhadap beragam virus influenza musiman serta potensi pandemi akan menjadi perangkat kesehatan masyarakat yang tak ternilai," jelas Direktur NIAID Anthony Fauci, seperti dilansir Gizmodo, Selasa (5/7/2022).

Sejauh ini, BPL-1357 menunjukkan performa yang sangat baik dalam studi sebelum uji klinis. Tim peneliti berharap kandidat vaksin ini juga bisa memberikan performa yang baik dalam uji klinis fase I.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement