Selasa 05 Jul 2022 10:52 WIB

Rusia Mulai Lakukan Pemantauan Fasilitas Nuklir

Pusat Pemantauan Geofisika bertugas identifikasi gangguan geofisika termasuk nuklir

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Polisi Rusia yang mengenakan topeng pelindung berbaris di depan rudal nuklir strategis Rusia RS-24 Yars yang bergerak di sepanjang jalan sebelum latihan malam parade militer Victory di Lapangan Merah, di Moskow, Rusia, 17 Juni 2020. Militer parade yang menandai peringatan 75 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II akan berlangsung di Lapangan Merah pada 24 Juni 2020.
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Polisi Rusia yang mengenakan topeng pelindung berbaris di depan rudal nuklir strategis Rusia RS-24 Yars yang bergerak di sepanjang jalan sebelum latihan malam parade militer Victory di Lapangan Merah, di Moskow, Rusia, 17 Juni 2020. Militer parade yang menandai peringatan 75 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II akan berlangsung di Lapangan Merah pada 24 Juni 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia melakukan pemantauan sepanjang waktu untuk mendeteksi ledakan nuklir di fasilitas yang baru dibuka. Kantor berita Interfax yang mengutip Kementerian Pertahanan, melaporkan, Pusat Pemantauan Geofisika telah ditugaskan untuk memantau fasilitas nuklir tersebut

"Sejak 1 Juli 2022, untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara kita, Pusat Pemantauan Geofisika mulai melaksanakan tugas sepanjang waktu," ujar pernyataan Kementerian Pertahanan

Pusat Pemantauan Geofisika dibuka pada 1 Juni. Lembaga ini bertugas mengidentifikasi sumber "gangguan geofisika" buatan manusia serta ledakan nuklir.

Hubungan antara Moskow dan Barat menjadi semakin tegang, sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. Politisi Rusia dan Amerika Serikat secara terbuka berbicara tentang risiko perang nuklir.

Pada Februari, Presiden Vladimir Putin mengatakan, dia menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi. Karena langkah agresif oleh para pemimpin NATO dan sanksi ekonomi terhadap Moskow.

Prinsip-prinsip penyebaran militer resmi Rusia memungkinkan penggunaan senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya. Senjata ini digunakan untuk melawan atau jika negara menghadapi ancaman eksistensial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement