Selasa 05 Jul 2022 17:31 WIB

Ini Komentar Tegas Pelatih Persib Soal Perundungan di Media Sosial yang Menyasar Istrinya

Ayah pelaku turut menemui Robert untuk meminta maaf.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih Persib, Robert Rene Alberts di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (4/7/2022).
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Pelatih Persib, Robert Rene Alberts di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (4/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelatih Persib, Robert Rene Alberts menyelesaikan masalah perundungan pada istrinya, Kezia Maureen. Robert bertemu dengan Tendi Rustandi yang meninggalkan komentar berbau pelecehan seksual yang ditujukan pada istrinya.

Kasus perundungan dan pelecehan seksual seringkali terjadi pada keluarga pesepak bola. Sebut saja pada istri Andritany Ardhiyasa dan Rachmat Irianto. Bahkan Rian sengaja hengkang dari Persebaya ke Persib karena istrinya mendapatkan ancaman di media sosial. 

Baca Juga

"Ini bukan yang pertama, tapi yang saya lakukan adalah mengedukasikannya. Hal bagusnya adalah dia berani mengakui kesalahan dan juga keluarganya ikut terlibat," kata Robert, Selasa (5/7/2022).

Robert mengakui ayah pelaku pun turut menemuinya dan ikut meminta maaf atas apa yang dilakukan anaknya. Sebagai seorang ayah, Robert mengakui ikut memahami rasa malu jika anak melakukan hal tidak baik seperti itu. 

"Anak muda yang kadang terlalu antusias, terlalu liar sehingga mereka bertindak terlalu jauh," kata Robert. 

Sebagai pelatih yang sudah berpengalaman lebih dari 40 tahun, tentu Robert sudah kebal dengan hujatan pada dirinya. Namun sebagai seorang kepala keluarga, tentu dia akan membela keluarganya jika ada seseorang yang melakukan perundungan bahkan di media sosial sekalipun. 

"Jika mereka mengkritisi saya, tidak tidak mempermasalahkan itu. Semisal mereka berkata 'coach kenapa kamu melakukan ini, kamu melakukan itu' dan jika tidak mengancam, seperti hanya memanggil saya anjing, tidak apa-apa. Itu hanya ekspresi dari orang-orang," kata Robert. 

Robert mengakui ada perbedaan jika akhirnya setiap kata-kata itu berubah menjadi ancaman. Seperti mengancam untuk membunuh atau akan mendatangi rumahnya untuk melakukan teror. 

"Itu urusannya ada di pihak kepolisian, kasus yang saya alami sekarang itu tidak perlu melibatkan polisi," kata Robert. 

"Jadi ketika orang memanggil saya apapun selama masih dalam batasan, itu tak apa. Tapi jika sudah menyentuh keluarga saya, itu hal yang lain dan kami harus berjuang demi hak kami," kata pelatih asal Belanda ini menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement