Sabtu 09 Jul 2022 02:05 WIB

Badai Politik Inggris Jatuhkan Boris Johnson

Johnson diharapkan untuk terus sebagai Perdana Menteri sampai pemimpin baru terpilih

Red: Esthi Maharani
Boris Johnson mundur akibat tekanan setelah lebih dari 50 orang mundur dari pemerintahannya dalam 48 jam terakhir.
Boris Johnson mundur akibat tekanan setelah lebih dari 50 orang mundur dari pemerintahannya dalam 48 jam terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID., LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson setuju untuk mengundurkan diri pada Kamis (7/7/2022) akibat tekanan setelah lebih dari 50 orang mundur dari pemerintahannya dalam 48 jam terakhir.

Johnson akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Konservatif tetapi tidak jelas apakah dia akan terus menjabat sebagai perdana menteri sampai partai memilih pemimpin baru.

Johnson harus membuat keputusan untuk mengundurkan diri setelah serangkaian pengunduran diri pada Kamis pagi, meskipun kantornya tadi malam mengatakan Johnson tetap "menantang" dan "tidak berniat untuk mengundurkan diri."

Pada Kamis pagi, Sekretaris Irlandia Utara Brandon Lewis diikuti oleh menteri lainnya, termasuk Menteri Pendidikan yang baru diangkat Michelle Donelan.

Lewis berkata, “pemerintahan yang layak dan bertanggung jawab bergantung pada kejujuran, integritas, dan saling menghormati.”

Nadhim Zahawi, yang ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, secara terbuka mendesak Johnson untuk mundur setelah pengunduran dirinya tersebut.

Zahawi, yang diangkat hanya 2 hari yang lalu setelah pengunduran diri Rishi Sunak, mengatakan dia menjadi menteri karena kesetiaannya kepada negara.

"Kemarin, saya menjelaskan kepada perdana menteri bersama rekan-rekan saya bahwa hanya ada satu arah ke mana arahnya, dan bahwa dia harus mundur dengan bermartabat," kata Zahawi.

“Untuk menghormati, dan harapan bahwa dia akan mendengarkan seorang teman lama 30 tahun, saya merahasiakan nasihat ini.”

Zahawi mengatakan dia “patah hati karena dia tidak mendengarkan dan bahwa dia sekarang merusak pencapaian luar biasa pemerintah ini pada jam selarut ini.”

Dia menambahkan bahwa “negara ini layak mendapatkan pemerintahan yang tidak hanya stabil, tetapi juga bertindak dengan integritas.”

"Perdana Menteri, Anda tahu di dalam hati Anda apa hal yang benar untuk dilakukan, dan mundurlah sekarang."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement