Ahad 10 Jul 2022 02:20 WIB

Menlu AS dan China Adakan Pembicaraan Pertama Sejak Oktober 2021

Pertemuan ini penting untuk mencegah kedua negara terlibat konflik langsung.

Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memberikan keterangan pada konferensi pers di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (9/7/2022). Menteri Luar Negeri Amerika Serikat tersebut menyampaikan beberapa hal, diantaranya mengenai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi serta mengapresiasi Indonesia dalam pelaksanaan G20 di Bali.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memberikan keterangan pada konferensi pers di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (9/7/2022). Menteri Luar Negeri Amerika Serikat tersebut menyampaikan beberapa hal, diantaranya mengenai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi serta mengapresiasi Indonesia dalam pelaksanaan G20 di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Menlu China Wang Yi bertemu pada Sabtu untuk pembicaraan langsung pertama mereka sejak Oktober 2021. Pembicaraan antara menlu kedua negara itu dilaksanakan setelah menghadiri pertemuan para menlu kelompok 20 ekonomi besar dunia (G20).

Para pejabat AS mengatakan pertemuan Blinken dengan Wang di Bali, Indonesia, termasuk sesi pembicaraan pagi dan makan siang bisnis, yang bertujuan untuk menjaga hubungan AS yang sulit dengan China tetap stabil. Pertemuan itu juga untuk mencegah AS dan China secara tidak sengaja masuk ke dalam konflik.

Baca Juga

"Tidak ada pengganti untuk diplomasi tatap muka, dan dalam hubungan yang kompleks dan konsekuensial seperti hubungan antara Amerika Serikat dan China, ada banyak hal yang harus dibicarakan," kata Blinken kepada wartawan pada awal pertemuan.

"Kami sangat menantikan percakapan yang produktif dan konstruktif," ujarnya.

Blinken diperkirakan akan mengulangi peringatan kepada China untuk tidak mendukung perang Rusia di Ukraina dan kedua belah pihak akan membahas isu-isu kontroversial yang mencakup Taiwan, klaim luas China di Laut China Selatan, perluasan pengaruh China di Pasifik, isu hak asasi manusia, dan tarif perdagangan.

Namun, kedua belah pihak memiliki minat yang sama untuk menjaga hubungan tetap stabil.Blinken serta para pejabat AS mengatakan, Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping diperkirakan akan kembali mengadakan pembicaraan dalam beberapa pekan mendatang, dan rencana pembicaraan kedua presiden kemungkinan akan dibahas dalam pertemuan antara Blinken dan Wang pada Sabtu.

"China dan Amerika Serikat adalah dua negara besar, jadi kedua negara perlu menjaga komunikasi normal," kata Wang kepada wartawan."Pada saat yang sama, kami perlu berdiskusi bersama untuk memastikan bahwa hubungan ini akan terus bergerak maju di jalur yang benar," ujar Wang.

Daniel Russel, diplomat utama AS, mengatakan dia yakin tujuan utama pertemuan Blinken dan Wang adalah untuk menjajaki kemungkinan pertemuan langsung antara Biden dan Xi. Russel adalah diplomat tinggi AS untuk kawasan Asia Timur yang menjabat di bawah pemerintahan mantan Presiden Barack Obama yang memiliki kontak dekat dengan pejabat pemerintahan Biden.

Pertemuan langsung antara Biden dan Xi itu akan menjadi pertemuan pertama mereka sebagai pemimpin, yang mungkin akan dilakukan di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Bali pada November. Amerika Serikat menyebut China saingan strategis utamanya. AS khawatir suatu hari nanti China akan mencoba mengambil alih pulau demokratis Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, tepat saat Rusia menyerang Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement