Ahad 10 Jul 2022 20:10 WIB

In Picture: DKPP Kota Bandung Anjurkan Plastik Organik untuk Daging Qurban

Penggunaan plastik diharapkan mampu mencegah tetesan darah hewan mengandung PMK..

Rep: Abdan Syakura / Red: Yogi Ardhi

Panitia qurban membawa daging qurban yang dibungkus plastik untuk dibagikan kepada warga di Lio Genteng, Astana Anyar, Kota Bandung, Ahad (10/7/2022). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menganjurkan untuk mengemas daging qurban yang akan dibagikan kepada masyarakat menggunakan plastik organik. Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui cairan atau darah pada daging qurban. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Panitia qurban membagikan daging qurban yang dibungkus plastik kepada warga secara pintu ke pintu (door to door) di Lio Genteng, Astana Anyar, Kota Bandung, Ahad (10/7/2022). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menganjurkan untuk mengemas daging qurban yang akan dibagikan kepada masyarakat menggunakan plastik organik. Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui cairan atau darah pada daging qurban. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Panitia qurban membagikan daging qurban yang dibungkus plastik kepada warga secara pintu ke pintu (door to door) di Lio Genteng, Astana Anyar, Kota Bandung, Ahad (10/7/2022). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menganjurkan untuk mengemas daging qurban yang akan dibagikan kepada masyarakat menggunakan plastik organik. Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui cairan atau darah pada daging qurban. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Panitia qurban membagikan daging qurban yang dibungkus plastik kepada warga secara pintu ke pintu (door to door) di Lio Genteng, Astana Anyar, Kota Bandung, Ahad (10/7/2022). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menganjurkan untuk mengemas daging qurban yang akan dibagikan kepada masyarakat menggunakan plastik organik. Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui cairan atau darah pada daging qurban. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Panitia qurban membagikan daging qurban yang dibungkus plastik kepada warga secara pintu ke pintu (door to door) di Lio Genteng, Astana AnyaACr, Kota Bandung, Ahad (10/7/2022). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menganjurkan untuk mengemas daging qurban yang akan dibagikan kepada masyarakat menggunakan plastik organik. Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui cairan atau darah pada daging qurban. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Panitia qurban membagikan daging qurban yang dibungkus plastik kepada warga secara pintu ke pintu (door to door) di Lio Genteng, Astana Anyar, Kota Bandung, Ahad (10/7/2022). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menganjurkan untuk mengemas daging qurban yang akan dibagikan kepada masyarakat menggunakan plastik organik. Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui cairan atau darah pada daging qurban. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Panitia kurban menata daging qurban yang dibungkus plastik untuk dibagikan kepada warga di Lio Genteng, Astana Anyar, Kota Bandung, Ahad (10/7/2022).

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menganjurkan untuk mengemas daging qurban yang akan dibagikan kepada masyarakat menggunakan plastik organik.

Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui cairan atau darah pada daging qurban. Penggunaan plastik diharapkan mampu mencegah tetesan darah hewan yang mengandung virus PMK.

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement