Netty Aher Tebar Hewan Qurban Jadikan Sebagai Momentum Saling Berbagi

Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani Aher bagikan tujuh sapi dan 38 kambing/domba

Senin , 11 Jul 2022, 10:43 WIB
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani Aher bagikan tujuh sapi dan  38 kambing/domba.
Foto: DPR RI
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani Aher bagikan tujuh sapi dan 38 kambing/domba.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengingatkan  masyarakat agar Idul Adha menjadi momentum saling berbagi pada sesama.

"Idul Adha mengajarkan kita untuk saling berbagi dan peduli pada masyarakat sekitar yang membutuhkan. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini ada banyak masyarakat yang  pendapatannya berkurang atau hilang sehingga sulit membeli daging sebagai sumber asupan bergizi," kata Netty dalam keterangan media, Ahad (10/7/2022).

Baca Juga

"Mendapatkan daging qurban yang sehat, tinggi protein, dan diberikan dengan keikhlasan dan rasa cinta tentu membahagiakan bagi para penerimanya," ujar Netty. 

Ketua DPP PKS Bidang Kesos ini mengatakan prosesi qurban sebagai ajaran agama terbukti memiliki dampak ekonomi dan sosial yang nyata. "Para pedagang hewan qurban terbantu karena dagangannya terjual dan masyarakat pun mendapatkan makanan tinggi protein secara gratis," ujarnya. 

Lebih lanjut Netty mengatakan pemenuhan makanan tinggi protein sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya calon ibu dan balita. "Jika gizi terpenuhi tentunya akan  berkorelasi dengan penurunan angka stunting yang masih bermasalah," kata dia. 

Pada Idul Adha 1433 H Netty membagikan hewan qurban berupa tujuh ekor sapi dan 38 kambing/domba yang didistribusikan di beberapa titik. Hewan-hewan qurban tersebut dibagikan di wilayah Cirebon, Indramayu, Bandung Barat, Bali, dan Bogor. Wakil Ketua FPKS DPR RI ini juga meminta pemerintah agar mengawasi hewan qurban  dan penyembelihannya selama tiga hari tasyrik.

"Pemerintah harus memitigasi dampak buruk yang mungkin terjadi. Pastikan hewan qurban sehat dan layak untuk dikonsumsi masyarakat. Lakukan pemeriksaan agar hewan qurban yang disembelih bebas dari wabah Penyakit Mulut Kaki (PMK). Satgas PMK harus sering-sering mengecek langsung ke lapangan, seperti masjid, RPH, dan lain-lain," ujar Netty. 

Terakhir, Netty meminta  masyarakat agar berpartisipasi dalam pencegahan wabah PMK maupun penyakit-penyakit lainnya. "Masyarakat harus terbuka dan melaporkan ke Satgas jika ada hewan yang kondisinya tidak sehat. Fatwa MUI hanya membolehkan untuk hewan dengan gejala ringan. Jangan paksakan untuk menyembelih hewan qurban dengan gejala berat. Kita tidak boleh mempertaruhkan kesehatan masyarakat akibat mengonsumsi hewan berpenyakit," katanya.