Senin 11 Jul 2022 19:02 WIB

Mahfud Jelaskan Alasan Kondisi Politik dan Keamanan Membaik

Kondisi politik membaik karena respons cepat Jokowi menjawab isu masa jabatan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Menteri Koordinator Bidang Politiki, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Menteri Koordinator Bidang Politiki, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukan bahwa kondisi politik dan keamanan di Indonesia membaik. Ia mengatakan, respons cepat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab isu penambahan masa jabatan, dan penundaan pemilu jadi penyebab kondisi politik Indonesia lebih positif dibandingkan temuan sebelumnya pada Juni 2022. 

"Tidak ada alternatif dan sekarang saya sudah mendengar hampir semua parpol nggak ada punya agenda untuk menunda pemilu, memperpanjang jabatan, tahapan pemilu dibentuk sehingga kepercayaan publik naik setelah turun pada bulan April itu," dalam diskusi daring Rilis Survei Nasional Indikator Politik Indonesia yang dipantau di Jakarta, Senin (11/7/2022).

Baca Juga

Mengenai kondisi keamanan yang membaik dibanding April lalu, Mahfud menyebut hal tersebut tidak lepas dari Polri yang dianggap tegas dan akomodatif. "Saya kira ketegasan Polri. saya kira tak bisa dinafikan di bidang keamanan terkait dengan beberapa hal yang harus ditindak," ucapnya. 

Mahfud menambahkan, Polri juga responsif dalam kasus AKBP Raden Brotoseno. Ketika itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit langsung berkoordinasi di kompolnas. 

 

"Kapolri koordinasi dengan kami di kompolnas diambil langkah baru bahwa ini nggak boleh dibiarkan, karena UU kalo sudah dihukum tindak pidana 5 tahun lebih harus dihentikan dari PNS," ujarnya.

Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru. Sebanyak 29,8 persen publik menilai kondisi politik nasional baik, sedangkan 1,2 persen publik menilai kondisi politik nasional sangat baik. "Yang menilai baik/sangat baik lebih banyak ketimbang yang menilai buruk/sangat buruk," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya secara daring, Senin.

Selain itu, 58,7 persen publik menilai kondisi keamanan nasional baik dan 2,6 persen publik menilai kondisi keamanan nasional sangat baik. "Mayoritas menilai baik/sangat baik," tuturnya. 

Survei dilakukan 16-24 Juni 2022. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. 

Adapun, jumlah sampel basis survei sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement